KedaiPena.com – Gelaran Trade Expo Indonesia 2022, yang dihadiri 1.765 buyer dari 91 negara, dinyatakan harus menjadi ajang komitmen ekspor jangka panjang. Bukan hanya sekedar acara pameran produksi belaka.
Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira menegaskan acara ini seharusnya menjadi ajang penguatan potensi ekspor.
“Perlu adanya pembukaan dan perluasan pasar ekspor, karena situasi global saat ini negara tujuan utama atau mitra internasional mengalami tekanan dari sisi ekonomi domestik, inflasi maupun dari sisi daya belinya. Sehingga, trade expo ini bisa dijadikan momentum membuka pasar-pasar baru,” kata Bhima, Rabu (19/10/2022).
Selain itu, ajang ini juga harus menjadi titik awal transaksi perdagangan jangka panjang produk berkualitas.
“Tapi selalu saya tekankan dari expo-expo sebelumnya, perlu follow up, tindak lanjut dari yang sudah mulai menjalin kontak ini harus ada rencana tindak lanjut yang difasilitasi pemerintah, sehingga potensi dan peluang ekspor ini menjadi realisasi dan bisa menjadi komitmen ekspor dalam jangkan cukup panjang,” ujarnya.
Dan perlu adanya penguatan dari sisi pelaku usaha. Mengingat kelemahan Indonesia adalah stabilitas kualitas dan quality control.
“Jadi quality control-nya naik turun, artinya pengiriman barang dalam jumlah yang cukup tinggi maka peluang terjadinya difect atau barang yang tidak layak jual meningkat cukup tajam. Nah itu harus disiasati juga,” ujarnya lagi.
Tantangan berikutnya yang juga harus dibenahi adalah tingginya biaya tarif, logistik, dan sertifikasi ekspor.
“Karena masuk ke suatu negara standarisasi, sertifikasinya cukup kompleks. Nah ini yang harus dibantu. Sehingga harapannya di tengah ancaman resesi global menyelenggarakan trade expo dan memunculkan banyak minat harus didorong tindak lanjutnya,” pungkasnya.
Laporan: Ranny Supusepa