KedaiPena.com – Ekonom Senior INDEF, Drajad Hari Wibowo mengungkapkan bahwa simulasi belanja negara telah dirancang sampai 2029 untuk mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 8 persen. Salah satu simulasinya adalah dengan menggunakan belanja negara senilai Rp6.096,88 triliun.
Ia menguraikan simulasi itu mempertimbangkan target pertumbuhan ekonomi dalam APBN 2024 yang sebesar 5,2 persen, dengan proyeksi belanja negara dirancang sebesar Rp3.325,12 triliun.
Ia juga mengungkapkan, sebetulnya dalam simulasi yang dirancang untuk 2025, target pertumbuhan ekonomi sebesar 5,89 persen dengan rancangan belanja negara sebesar Rp3.905,38 triliun, ada selisih Rp300 triliun dengan belanja APBN yang dirancang DPR dan pemerintah saat ini untuk 2025, sebesar Rp3.621,3 triliun.
“Jadi APBN 2025 saja sudah kekurangan Rp300 triliun, untuk mengejar target growth yang kita perlukan, untuk pertumbuhan yang kita perlukan 5,9 persen,” kata Drajad, ditulis Kamis (26/9/2024).
Adapun pada 2026, simulasi target pertumbuhan ekonomi sebesar 6,45 persen dengan rancangan belanja negara Rp4.319,75 triliun. Lalu, pada 2027, target ekonomi sebesar 7,11 persen dengan belanja negara Rp4.807,77 triliun.
Sementara, untuk 2028 dengan target pertumbuhan ekonomi 7,9 persen belanja negara yang dirancang ialah Rp5.390,29 triliun, barulah pada 2029 target pertumbuhan ekonomi 8,85 persen dengan target belanja negara Rp6.096,88 triliun.
Drajad mengatakan, untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi itu, maka realisasi pertumbuhan ekonomi pada 2024 harus bisa dicapai 5,2 persen. Bila meleset akan semakin sulit mengejar target pertumbuhan ekonomi Prabowo sebesar 8 persen.
“Seringkali target growth kita kan enggak tercapai, itu kita akan kesulitan untuk masuk ke growth path 6 hingga 7 persen atau bahkan 8 persen. Kalau tidak tercapai 5,2 persen, ya akan lebih berat lagi karena batu loncatannya enggak ada,” pungkasnya.
Laporan: Ranny Supusepa