KedaiPena.com – Gelombang Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) yang dilakukan oleh beberapa perusahaan, disebut Direktur Center of Economics and Law Studies (CELIOS) Bhima Yudhistira dapat dibagi menjadi dua kelompok.
“Pertama, untuk perusahaan jenis startup, itu dikarenakan pelemahan daya beli masyarakat karena tingginya inflasi, sehingga perusahaan lakukan perubahan strategi bisnis, sulitnya pendanaan dari investor akibat ancaman resesi Dan pola bisnis di beberapa industri seperti e-commerce sudah tidak sehat karena promo diskon yang akhirnya menguras modal, sementara valuasi besar, profitabilitas tidak berbanding lurus,” kata Bhima saat dihubungi, Senin (26/9/2022).
Dan berakhirnya pembatasan aktivitas sebagai respon melandainya kasus COVID 19, menjadikan masyarakat kembali ke mekanisme belanja yang lama. Yaitu secara fisik, tidak ecommerce.
“Kedua, untuk perusahaan telekomunikasi, dalam hal ini Indosat itu memang karena prospek bisnis telekomunikasi yang mulai jenuh,” ucapnya.
Ia menyebutkan, jika perusahaan telekomunikasi hanya menjual layanan SIM Card atau langganan internet, maka akan tertutup oleh bisnis digital.
“Bisnis telekomunikasi sebagai infrastruktur dasar, dibandingkan bisnis digital yang berkembang mulai dari Data center, cloud computing, IoT atau menjadi modal ventura sudah jauh berbeda peluangnya. Bagai bumi dan langit perbedaan omsetnya,” ucapnya lagi.
Dan ia menegaskan kejenuhan perusahaan telekomunikasi ini bukan karena efek inflasi atau perubahan pola konsumsi paska pandemi.
“Ya karena bisnis infrastruktur telekomunikasi saja yang sudah jenuh. Apalagi BUMN dianggap memiliki market share yang besar, sehingga pemain swasta kurang bisa berkompetisi. Langkah efisiensi dari IOH, tanpa disertai pivot strategi ke sektor digital lainnya belum tentu akan untungkan korporasi,” kata Bhima.
Seperti XL, lanjutnya, sudah pernah melakukan efisiensi pekerja melalui program pensiun dini.
“Kalau Telkomsel masih OK. Karena dominan dan menikmati perlindungan regulasi pemerintah. Kalau perusahaan telekomunikasi swasta tidak mau mengalami kejenuhan bisnis, ya harus diversifikasi ke bisnis pendukung yang prospek, seperti cloud computing, AI, data center,” pungkasnya.
Laporan: Ranny Supusepa