KedaiPena.com – Anggaran pembangunan IKN senilai Rp466 triliun diperkirakan akan meningkat. Hal tersebut karena adanya sumur gas dangkal yang membutuhkan antisipasi sejak awal.
Ekonom Senior Universitas Indonesia (UI) Faisal Basri mengemukakan ada potensi anggaran pembangunan IKN akan membengkak. Ia memperkirakan, biaya pembangunan IKN akan meningkat hingga dua atau tiga kali lipat.
“Pembangunan IKN tidak bisa hanya berdasarkan rencana pembangunan infrastruktur. Ada anggaran lain yang harus disiapkan setelah pembangunan IKN selesai. Salah satunya, anggaran untuk memitigasi bencana. Ingat ada banyak sumur gas dangkal di sana,” kata Faisal dalam salah satu acara, dikutip Rabu (6/3/2024).
Ia menyatakan pemerintah harus melakukan mitigasi atas potensi bencana yang diakibatkan oleh keberadaan sumur gas dangkal tersebut.
“Jika suatu saat muncul api, harus bisa diselesaikan. Tapi teknologinya mahal. Itu belum dihitung,” ungkapnya.
Keberadaan sumur gas dangkal ini telah diungkapkan oleh Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) pada awal tahun 2022.
Potensi gas dangkal ini juga sudah pernah diungkap dalam diskusi kebencanaan terkait IKN pada 14 Agustus 2020 yang dipublikasikan di laman resmi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah atau Bappeda Kalimantan Timur, berdasarkan pada data sumur Tengin-1, Semoi-1, Belonak-1, dan Loa Haur-1.
Disebutkan keberadaan sumur gas dangkal ini memiliki efek positif dan negatif. Efek negatifnya adalah apabila pada suatu saat beban di permukaan bertambah dengan bertambahnya bangunan, dikhawatirkan terjadi keretakan yang dapat menyebabkan munculnya gas ke permukaan dengan tekanan yang tinggi. Sementara, efek positifnya adalah keterdapatan gas ini dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan energi lokal.
Disampaikan, pada sumur Tengin-1 (lokasi IKN) kemunculan gas tergolong tinggi, dengan kandungan antara 3.000 hingga 5.000 unit. Kandungan gas digolongkan sebagai gas dangkal jika muncul di kedalaman 0 sampai 1000 meter.
Laporan: Tim Kedai Pena