KedaiPena.Com – Program ramah lingkungan rupanya ikut mengilhami koleksi terbaru dari Merdi Sihombing di Grand Indonesia pada 30 Agustus – 4 September 2016.Â
Bekerja sama dengan HIVOS, Asosiasi Pendamping Perempuan Usaha Kecil (ASPPUK), Non Timber Forest Product Exchange Programme (NTFP EP), serta didukung oleh Uni Eropa, Merdi Sihombing memperkuat komitmennya terhadap konsepsustainable fashion (fesyen yang berkelanjutan).Â
Ia bermitra dengan para penenun perempuan yang berasal dari 9 provinsi di Indonesia.  ‎Merdi Sihombing menciptakan koleksi busana tenun yang berasal dari berbagai daerah etnik di Indonesia, seperti Sumatera Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Jawa Tengah, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Tengah, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Timur.  Â
‎
Ini merupakan pertama kali seorang perancang busana Indonesia mengadakan fashion show tunggal yang rama lingkungan. Tekstil tenun tangan banyak diproduksi di berbagai pulau di Indonesia dan lazim digunakan sebagai peralatan rumah, dekorasi, aksesoris fesyen, dan pakaian.
“‎Tekstil-tekstil ini bernilai budaya tinggi. Koleksi ramah lingkungan ini merupakan langkah besar terhadap apa yang selalu ingin saya raih bersama dengan penenun,†jelas Merdi Sihombing melalui release yang dibagikan ke media.Â
‎
Tas, topi, gelang, ikat kepala dan berbagai jenis aksesori ramah lingkungan lainnya juga turut dirancang untuk pria maupu wanita. Tak hanya itu, motifnya pun sangat menarik dan mencirikan budaya khas Indonesia.Â
Memiliki tujuan yang sama dengan Merdi, Sekretaris Eksekutif Nasional Asosiasi Pendamping Perempuan Usaha Kecil, Mia Ariyana mengatakan bahwa industry fashion ramah lingkungan masih didominasi oleh pengusaha kecil di daerah-daerah miskin.
‎
“Para penenun kebanyakan adalah para perempuan kurang mampu yang merupakan anggota kelompok etnik di daerah, yang melestarikan pengetahuan tradisionalnya pada teknik produksi yang berkelanjutan.†Mia Ariyana menjelaskan.
‎
Perlu diketahui proyek ini juga mendapat dukungan dari pemerintah Indonesia dan Filipina karena selaras dengan upaya pencapaian Sustainable Development Goals.
‎
Sementara itu, Direktur NTFP EP, Jusupta Tarigan menjelaskan bahwa ada potensi pasar yang besar di Jakarta maupun kota-kota besar lainnya untuk prrduk-produk ramah lingkungan, khususnya di kalangan konsumen perkotaan. Â Â
‎
Program ini diharapkan dapat berkontribusi dalam peningkatan kesejahteraan ekonomi dan pengurangan kemiskinan bagi  35.000 keluarga penenun di Indonesia. Selaras dengan upaya pencapaian Sustainable Develpoment Goals (SGDs) Pemerintah Indonesia yang telah memprioritaskan Tekstil Tenun Tangan Ramah Lingkungan dalam agenda Pembangunan di Indonesia.Â
(Glh/Prw)‎
‎