KedaiPena.Com- Duta Besar Myanmar untuk PBB, Kyaw Moe Tun meminta, agar masyarakat internasional, khususnya PBB, perlu lebih meningkatkan tekanan terhadap rezim militer untuk melindungi rakyat Myanmar.
Hal ini, kata dia, harus dilakukan walaupun Dewan Keamanan PBB telah memberikan pernyataan kutukan atas kekerasan terhadap pengunjuk rasa.
Ia mengatakan, perlu ada pernyataan dan tindakan yang lebih kuat dari dewan.
“Itulah yang sangat diinginkan oleh rakyat Myanmar. Kami membutuhkan perlindungan dari komunitas internasional. Jika kami tidak bisa melakukannya sendiri, kami perlu mendapatkan bantuan dari komunitas internasional,” ujar dia seperti dikutip dari CNA, Minggu (14/3/2021).
Kyaw Moe Tun memandang, jika tidak ada resolusi dari dewan keamanan, salah satu alternatif adalah membentuk koalisi negara-negara yang berpikiran sama.
Hal ini, lanjut dia, perlu dilakukan untuk memotong aliran keuangan ke militer Myanmar yang akan membantu menempatkan junta dalam posisi yang sulit.
“Untuk mengembalikan kekuasaan negara kepada rakyat Myanmar,” ungkap dia.
Diketahui, Myanmar sendiri berada dalam situasi krisis sejak militer menggulingkan pemerintahan terpilih dalam kudeta 1 Februari dengan dalih kecurangan pemilu. Kudeta memicu protes besar-besaran di seluruh penjuru negeri yang ditanggapi oleh aparat keamanan dengan kekerasan.
Kelompok advokasi Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik (AAPP) sendiri melaporkan total sudah ada lebih dari 70 orang tewas dalam unjuk rasa di berbagai wilayah Myanmar sejak kudeta militer dilakukans sejak 1 Februari lalu.
Mengutip Reuters baru- baru ini korban tewas yang tertembak dalam aksi demonstrasi antikudeta di Myanmar Terus bertambah.
Terbaru, ada enam orang tewas akibat penembakan yang dilakukan polisi Myanmar saat menindak keras para demonstran di berbagai wilayah.
Pada Sabtu (13/3/2021), misalnya dua saksi mata menuturkan kepada Reuters bahwa tiga orang tewas dan beberapa orang lainnya luka-luka saat polisi melepas tembakan ke arah demonstran yang melakukan aksi protes sit-in atau duduk di jalanan di Mandalay — kota terbesar kedua di Myanmar. Sedangkan, laporan dari media lokal menyebut seorang demonstran tewas dalam unjuk rasa antikudeta yang digelar di kota Pyay.
Laporan: Muhammad Hafidh