KedaiPena.Com – Dunia seni merupakan area bebas mengeluarkan ekspresi untuk kemandirian berpikir ini. Sementara hal ini tidak pernah ada ruang yang cukup memadai, termasuk di Istana.
Demikian hal itu di sampaikan oleh Politisi PDIP, Nursuhud dalam PHD Corner Episode Mural dan Kebebasan Berpendapat, ditulis Rabu (1/9/2021).
“Seni adalah mengekspresikan apa yang terjadi di masyarakat. Hal itu diekspresikan melalui karya, seperti mural. Tapi saya melihat dalam mural (kritik sosial) itu, terjadi ketegangan kegagalan dialog antara dunia seni dan kuasa negara kita,” jelasnya.
Menurutnya, banyak pihak di lingkaran Istana, yang disebut Nursuhud sebagai hulubalang, berpikiran lebih terhadap mural tersebut. Seperti akan adanya gerakan penjatuhan dan segala macam.
“Tentunya hal itu sama sekali tidak, lantaran pada saat dulu, ekspresi seni itu juga dilakukan. Ketika terjadi berbagai kejadian di tengah masyarakat, para pembuat mural menuangkan hal tersebut dalam karyanya,” imbuhnya.
“Saya anggap para pelukis mural, orang orang seni yang tidak bisa dibeli dan mau dibeli, serta mampu mengekspresikan situasi yang cermat dan tepat,” lanjutnya.
Dirinya menjelaskan sampai saat ini, dapat dilihat mati hubungan dialogis antara seni dan kekuasaan.
“Hanya terjadinya dua monolog (bukan dialog) yakni antara dunia seni dan dunia Istana,” tandas Nursuhud.
Laporan: Muhammad Lutfi