KedaiPena.Com – Hari ini, 46 tahun yang lalu, pecah sebuah peristiwa yang kemudian dikenal dengan sebutan Malapetaka Lima Belas Januari (Malari).
Peristiwa ini menjadi catatan bagi perjalanan bangsa Indonesia. Aksi demonstrasi yang dilakukan 15 Januari 1974 bertepatan dengan kedatangan Perdana Menteri (PM) Jepang Tanaka Kakuei.
Demonstrasi dilakukan mahasiswa untuk menentang investasi jor-joran dari Jepang. Kejadian itu, menewaskan 11 orang dan melukai 300 lainnya. Tidak hanya itu, ratusan kendaraan dan bangunan juga dirusak dan hangus terbakar.
Kini sudah 46 tahun peristiwa itu berlalu. Tapi semangat aktivis senior Hariman Siregar yang kala itu memimpin aksi protes masih terasa dalam hati aktivis muda.
“46 tahun sudah peristiwa Malari. Sebuah aksi protes mahasiswa Jakarta atas kebijakan pemerintah yang berpihak kepada investasi asing (Jepang) dipimpin Hariman Siregar,” kenang Ketua DPP Partai Gerindra Iwan Sumule dalam akun Twitter barunya, Rabu (15/1/2019).
Kepada masyarakat Indonesia, Iwan Sumule mengingatkan bahwa kini sejarah Malari seperti sedang berulang. Hanya saja aktor negara asingnya yang berbeda.
Jika dulu aktor tersebut adalah Jepang, maka kini investasi besar-besaran dan keberpihakan pemerintah condong ke Cina.
“Saat ini, keberpihakan bukan pada Jepang, melainkan Cina. Rindu akan sejarah yang berulang. Iya gak sih?” tutupnya
Laporan: Muhammad Lutfi