KedaiPena.Com – Dukungan begitu besar kepada pemerintahan saat ini. 80 persen lebih parlemen mendukung pemerintah. Ditambah lagi, bergabungnya Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno di dalam pemerintahan.
Sayang, hal tersebut ternyata tidak mampu membuat pemerintahan ini semakin baik, justru semakin terpuruk.
Begawan Ekonomi Rizal Ramli mengatakan, hal tersebut terjadi karena visi pemerintahan mengabdi kepada oligarki.
“Kenapa terjadi? Karena visinya mengabdi kepada oligarki, bukan rakyat,” tegas dia dalam kicauan di Twitter, Sabtu (29/4/2023).
Korupsi dan nepotismenya massif dan lebih vulgar dari Orba.
“Sementara etika dan hukum diabaikan kalah dengan uang dan kekuasaan,” sambung Rizal.
Sebelumnya, sosiolog Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Ubedilah Badrun mengatakan, ada semacam paradox pada diri Jokowi, karena wajah gandanya dalam mengelola negara, antara kata dan perbuatan sering tidak seiring.
Misalnya, menolak perpanjangan periode kekuasaan disatu sisi tetapi disisi lain membiarkan menteri-menteri kesayanganya berbicara perpanjangan periode kekuasaan. Kini arah Republik seperti mulai menemukan jalan buntu.
Tekanan kekuatan global dan jeratan utang yang semakin membumbung tinggi membuat negeri ini seperti kepala kerbau yang dicucuk hidungnya. Kehilangan marwah sebagai bangsa dan negara yang seharusnya berdaulat.
Di saat yang sama konflik antar orang istana, antar menteri terus terjadi dan semakin meruncing. Bahkan mereka sibuk untuk menjadi capres-cawapres. Rakyat tidak lagi dipikirkan.
Di tengah merosotnya kredibilitas pemerintah, stagnasi ekonomi, dan kebuntuan jalan itu Indonesia memerlukan inisiatif baru untuk berubah.
Perubahan yang dilakukan secara mendasar dan Perubahan besar-besaran mau tidak mau harus dilakukan. Jika tidak, Indonesia hanya akan terus terjebak dalam stagnasi yang tiada akhir bahkan semakin terpuruk.
“Oleh karena itu sudah waktunya seluruh elemen bangsa yang peduli pada masa depan republik ini untuk merenung dan bergerak bersama untuk melakukan perubahan besar memenuhi panggilan konstitusi, panggilan rakyat banyak, panggilan republik,” tegas Ubed, sapaannya.
Laporan: Muhammad Rafik