KedaiPena.com – Penerapan program Makan Bergizi Gratis (MBG) dinyatakan tak hanya meningkatkan gizi masyarakat tapi juga akan memberi multiplier effect perekonomian.
Anggota Komisi IX DPR RI, Fraksi PKS, Kurniasih Mufidayati, menyatakan dukungannya terhadap implementasi program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang diluncurkan pada 6 Januari 2025.
Program ini merupakan realisasi janji kampanye Presiden Prabowo Subianto yang bertujuan untuk mempercepat penurunan angka stunting dan meningkatkan gizi masyarakat.
“Program ini kita harapkan membantu menurunkan prevalensi stunting, selain itu juga memberikan dampak nyata bagi masyarakat, khususnya anak sekolah, balita, ibu hamil, dan ibu menyusui,” kata Kurniasih dalam keterangannya, Rabu (8/1/2025).
Ia menegaskan, program MBG ini diharapkan dapat menurunkan prevalensi stunting di Indonesia sesuai standar WHO, yakni di bawah 20 persen pada tahun pertama pelaksanaannya.
“Ini adalah langkah strategis yang membutuhkan sinergi lintas sektor. Dengan pengawasan ketat, pemanfaatan sumber daya lokal, serta komunikasi dan edukasi kepada masyarakat, saya optimis program ini akan berjalan lancar dan memberi manfaat nyata bagi bangsa,” ucapnya.
Pada tahap awal, program MBG akan menyasar 3 juta penerima manfaat di tiga bulan pertama, dengan target meningkat menjadi 6 juta penerima pada tiga bulan berikutnya. Penerima manfaat terdiri dari anak-anak usia PAUD hingga SMA, balita, ibu hamil, dan ibu menyusui. Untuk mendukung pelaksanaannya, sebanyak 937 dapur umum telah disiapkan, masing-masing mampu memproduksi 3.000-3.500 paket makan bergizi setiap hari.
“Penerapan bertahap ini sangat wajar, mengingat tantangan seperti jarak, infrastruktur, serta kualitas dan kemasan makanan. Dengan langkah ini, kita bisa menjadikan program ini sebagai pilot project yang matang sebelum diterapkan secara nasional,” ucapnya lagi.
Ia menyebut bertahapnya penerapan MBG ini juga sekaligus sebagai upaya untuk menciptakan modelling yang pas dengan adanya monitoring dan evaluasi di setiap tahapan.
“Dibuat bertahap untuk menciptakan modelling dari sisi pelaksanaan sehingga apa yang kurang bisa kita perbaiki, termasuk dari sisi anggaran,” kata Kurniasih.
Sejauh ini, papar dia, Komisi IX dan Badan Gizi Nasional sudah menyepakati beberapa kriteria dan ekosistem dari titik dapur dengan jarak jarak ke sekolah.
“Termasuk menyediakan ahli gizi dan sudah dilakukan pelatihan oleh Badan Gizi Nasional, jadi sudah ada ekosistemnya kita doakan semuanya berjalan lancar agar sesuai dengan semangat Bapak Presiden termasuk dalam menurunkan stunting,” ujarnya.
Kurniasih menyoroti bahwa program ini memiliki efek berlapis, tidak hanya dalam hal gizi, tetapi juga perekonomian. Dengan memanfaatkan sumber daya lokal seperti hasil pertanian dan peternakan setempat, program ini diharapkan dapat mendorong kebangkitan ekonomi pedesaan dan mencegah terjadinya pembuangan hasil panen petani.
“Program ini juga berpotensi membuka rantai lapangan pekerjaan baru, mulai dari dapur umum, pengemasan makanan, transportasi, hingga pengawasan di lapangan. Ini menjadi solusi di tengah tingginya angka pengangguran,” pungkasnya.
Laporan: Ranny Supusepa