KedaiPena.Com- Dewan Pimpinan Daerah atau DPD Demokrat Jawa Barat (Jabar) memastikan tegak lurus dengan keputusan Majelis Tinggi Partai (MTP) Demokrat atas keputusan bergabung Koalisi Indonesia Maju (KIM) untuk mendukung bakal calon presiden (bacapres) Prabowo Subianto di Pilpres 2024. DPD Demokrat Jabar juga mendukung penuh keputusan MTP untuk bergabung ke KIM dan memenangkan Prabowo Subianto.
Hal tersebut disampaikan oleh Ketua DPD Partai Demokrat Jawa Barat Anton Sukartono Suratto menanggapi dukungan yang diberikan Partai Demokrat kepada bacapres Prabowo Subianto di Pilpres 2024. Dukungan yang diberikan Partai Demokrat secara resmi akan dideklarasikan pada tanggal 21 September 2023.
“DPD Demokrat Jabar tegak lurus dengan
keputusan MTP Demokrat yang menyatakan Partai Demokrat mendukung Pak Prabowo Subianto sebagai Calon Presiden pada Pilpres 2024,” kata Anton sapaanya, Selasa,(19/9/2023).
Anggota Komisi I DPR RI ini menegaskan, bahwa DPD Partai Demokrat Jabar juga siap memanaskan mesin partai di tanah Pasundan untuk pemenangan bacapres Prabowo Subianto di Pilpres 2024. Anton memastikan, DPD Demokrat Jabar akan mengerahkan kekuatan 100 persen untuk pemenangan Prabowo Subianto.
“Nyalakan mesin untuk pemenangan bacapres Prabowo Subianto menjadi Presiden,” papar Anton.
Kehadiran Demokrat Berikan Efek Elektoral Bagi Prabowo
Sementara itu, Pendiri Lingkaran Survei Indonesia (LSI), Denny JA, menilai kehadiran Partai Demokrat di Koalisi Indonesia Maju dapat memberikan efek elektoral bagi Prabowo Subianto. Syaratnya, jika Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) banyak membantu.
Sponsored
“Peran Demokrat untuk Prabowo yaitu dapat memberi efek elektoral jika SBY all out dan turun gunung (memenangkan Prabowo),” kata Denny dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Senin (18/9/2023).
Jika SBY mengerahkan kemampuan politiknya habis-habisan, menurut Denny, bisa banyak membantu Prabowo memenangi Pilpres 2024. Sebab, SBY memiliki pengalaman dan rekam jejak menang dua pilpres pada tahun 2004 dan 2009.
Denny mencontohkan saat Pilpres 2004, SBY menang telak dengan selisih 20 persen di atas saingan terdekatnya di putaran kedua. Bahkan, di Pilpres 2009, SBY menang lebih 30 persen di atas saingan terdekatnya, sehingga Pilpres 2009 berlangsung satu putaran saja dengan tiga pasang capres.
“Saya ingat di 2009, menggemakan slogan Satu Putaran Saja. Begitu kuat gema slogan itu, menjadi polemik pro dan kontra. Saya pun diberi penghargaan News Maker of Election 2009 oleh perkumpulan wartawan (PWI Jaya) karena slogan yang saya buat itu terbukti dan menjadi perhatian utama,” tegasnya.
Laporan: Tim Kedai Pena