Kedaipena.com – Teknologi dan digitalisasi adalah komponen penting dalam Industri 4.0. Selain kesiapan infrastruktur, Indonesia harus terus mengejar kesiapan SDM dengan meningkatkan literasi dan keterampilan digital masyarakat agar dapat memanfaatkan teknologi dan digital untuk memecahkan masalah, memaksimalkan kesempatan, berpikir kritis, dan mengasah kreativitas untuk terus berinovasi.
Berdasarkan data dari Kominfo, Indonesia diperkirakan akan membutuhkan sekitar 9 juta talenta digital hingga tahun 2030 dalam mempersiapkan Industri 4.0. Artinya, ada kebutuhan 600 ribu talenta digital per tahun.
Head of Corporate Citizenship Samsung Electronics Indonesia Ennita Pramono menyatakan Samsung sangat menyadari kebutuhan talenta digital tersebut dan ingin berkontribusi dalam membantu pemerintah untuk mempersiapkannya.
“Untuk mengejar kebutuhan talenta digital di Indonesia, kami menggelar Samsung Innovation Campus 2022 yang memberikan Pelatihan Coding pada 1.000 siswa pendidikan vokasi, agar memiliki rasa percaya diri dalam menghadapi tantangan industri melalui pembekalan keahlian coding dan programming,” kata Ennita melalui keterangan tertulis, Jumat (24/6/2022).
Ia menjelaskan melalui SIC digelar tiga tahapan program, yaitu Pelatihan Guru (Program Training of Trainers), Pelatihan Coding & Inovasi, dan pelatihan IoT Pengembangan Produk.
Ada 1.000 siswa yang dibagi menjadi 250 tim yang lolos ke Tahap 2 SIC Batch 3 2021/2022, dimana ada 360 siswa berasal dari MA/MAK dan 640 siswa dari SMK yang sudah menjadi partner Samsung dan tersebar di seluruh wilayah Indonesia.
“Program SIC adalah komitmen perusahaan untuk meningkatkan kapasitas dan kesuksesan inovasi yang menjadi tantangan sistem pendidikan Indonesia dan mencetak talenta-talenta digital yang dibutuhkan industri. Program ini juga dirancang untuk membantu siswa di sekolah vokasi, menumbuhkan rasa percaya diri dalam menghadapi tantangan di era Industri 4.0 dan mendapatkan bekal keahlian digital yang relevan dengan kebutuhan industri saat ini. Kami juga mengapresiasi peran guru dan mentor yang telah menjadi motor penggerak para siswa dalam menyelesaikan tugasnya hingga tahap akhir dan mengarahkan mereka merancang desain produk yang inovatif, sehingga siswa merasa percaya diri dalam menjalani proses pembelajaran,” ungkapnya.
Dari survei yang dilakukan terhadap siswa, 68,6 persen siswa berpartisipasi dalam program SIC karena tertarik untuk mempelajari coding, programming, IoT, dan AI. Para siswa juga merasakan peningkatan keterampilan setelah training. Sebanyak 55,8 persen mengatakan keterampilan Design Thinking-nya meningkat dan 52,9 persen mengalami peningkatan keterampilan Python dasar. Sebanyak 44 persen mengatakan kemampuan pitching mereka jadi lebih baik. Berbagai ide mengenai solusi teknologi praktis mereka cetuskan, mulai dari teknologi regulator pendeteksi kebocoran gas, penyortir buah yang canggih, sampai dengan pendeteksi level bumbu dapur dalam masakan.
Salah satu siswa yang mengikuti pelatihan, Nur Aulia Sabrina dari SMK Negeri 6 Kota Bekasi, menyatakan bahwa pelatihan yang didapatkannya membuat dirinya lebih menguasai keterampilan yang dibutuhkan oleh industri.
“Saya mengusulkan ide project Automatic Package Storage (APS) dengan alasan saya ingin membantu orang-orang yang sering berbelanja secara online, agar bisa memberikan mereka rasa aman dengan barang yang mereka pesan, dengan menyimpannya ke dalam alat tersebut,” urai Nur Aulia Sabrina mengenai ide projek yang sedang digarapnya. Ia berharap kedepannya Samsung dapat mendukung pengembangan prototipe produk yang dia desain.
Laporan: Ranny Supusepa