KedaiPena. Com– Ketua DPP PKS Bidang Kesejahteraan Sosial Netty Prasetiyani Aher menilai keberadaan dua kader perempuan yang menjadi Ketua DPD PKS Lhokseumawe dan Ketua DPD PKS Aceh Timur sebagai bukti pengakuan kepemimpinan perempuan di bidang politik, bukan karena kondisi darurat.
“Ini bukti pengakuan kemampuan perempuan sebagai pemimpin politik. Jangan diartikan sebagai kondisi darurat karena ketiadaan kader laki-laki. Kalau alasannya kondisi darurat, lalu perempuan diberi beban kepemimpinan, apakah saat kondisi normal, perempuan tidak boleh menjadi pemimpin? Saya tidak melihatnya demikian,” kata Netty dalam keterangan media usai bertemu struktur DPW PKS Aceh, Jumat, (19/2/2021).
Menurut Netty, PKS akan memberi ruang yang memadai bagi kader perempuan untuk duduk di pengambilan keputusan partai, baik di tingkat daerah maupun pusat dengan tetap memerhatikan merit sistem dan jenjang kaderisasi.
“Sejak dulu PKS membangun sistem kaderisasi berjenjang, adil dan standar. Setiap kader perempuan dapat mencapai setiap jenjang dan memiliki kesempatan duduk di pengambilan keputusan jika memenuhi standar kaderisasi,” katanya.
Dalam kesempatan tersebut Netty meminta partai memastikan adanya sistem dukungan bagi kader perempuan untuk berkontribusi optimal di masyarakat.
“Kader perempuan PKS sudah teruji militansi dan loyalitasnya pada partai. Hampir di setiap lini, kader perempuan hadir menyapa dan melayani masyarakat. Oleh sebab itu, partai harus memastikan adanya sistem dukungan untuk mereka agar peran kontribusinya semakin meningkat,” katanya.
PKS, kata Netty, akan mengalokasikan penggunaan dana banpol untuk program pendidikan politik dan kaderisasi perempuan sehingga lahir kader perempuan yang siap menjadi pemimpin politik, baik di internal partai maupun di publik.
Politisi PKS yang bertugas di Komisi IX DPR RI ini meyakini keberadaan perempuan bukan sekadar menggenapkan, namun baik dalam perannya di rumah maupun di publik, ia dapat menjadi center of life yang menentukan warna ruang kehidupan.
“PKS berharap keberadaan kader perempuan di tengah masyarakat akan memastikan ceruk suara perempuan mengalir ke PKS pada Pemilu 2024,” ungkap istri Ahmad Heryawan, mantan Gubernur Jawa Barat ini.
Dalam kunjungan tersebut Netty meminta kader PKS agar terus membangun soliditas internal dan bersemangat dalam melayani rakyat serta melakukan kerja advokasi.
“Kerja pelayanan dan advokasi adalah kerja nafas panjang yang membutuhkan soliditas internal dan sinergitas dengan banyak pihak. PKS tidak akan mampu melayani rakyat sendirian karena memang ini tugas pemerintah.”
Terakhir Netty juga ingin memastikan semua perjuangan yang dilakukan oleh para kader dapat diartikulasikan menjadi tradisi baik dan bisa diwariskan.
“Salah satunya yang saya sampaikan adalah kritik, catatan atau protes kita kepada pemerintah harus diformulasikan dalam ide dan gagasan, utamanya dalam bentuk tulisan. Karena Verba Volant Scripta Manent, ucapan atau kata-kata kita akan hilang namun tulisan akan tetap abadi,” pesan Netty.
Laporan: Muhammad Hafidh