KedaiPena.com – Center of Energy and Resources Indonesia (CERI) mengucapkan selamat dan memberikan dukungan penuh kepada kakanda Dr Fuad Bawazir, mantan Menteri Keuangan era Kabinet Pembangunan VII, agar tetap amanah setelah diputuskan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) MIND ID untuk menjabat sebagai Komisaris Utama (Komut) BUMN MIND ID.
“Selamat untuk kakanda Dr Fuad Bawazir. Hanya saja, kami berharap kakanda Fuad Bawazier konsisten dengan apa yang pernah diucapkan di berbagai forum diskusi selama tidak menjabat di pemerintahan, banyak jejak digitalnya,” kata Direktur Eksekutif CERI, Yusri Usman, di Jakarta, Rabu (12/6/2024).
Sebab, ungkap Yusri, dari susunan Direksi MIND ID, masih terdapat nama-nama yang telah dilaporkan oleh Anggota BPK RI Hendra Susanto ke KPK pada April 2023 terkait temuannya bahwa ada 16 kasus yang diwariskan kepada Direksi PT PGN Tbk hingga saat ini.
“Mungkin juga akibat aparat penegak hukum (APH) terkesan lambat menindak lanjuti laporan Anggota BPK tersebut, tentu sangat berdampak akibat pemberitaan media telah berakibat harga saham PT PGN di lantai bursa mendapat tekanan yang berpotensi merugikan masyarakat investor kecil dan nama baik PT PGN sendiri,” ungkap Yusri.
Padahal, ungkap Yusri, CERI telah memperingatkan tim asesmen Kementerian BUMN yang dibentuk oleh Menteri BUMN Erick Thohir lewat media pada saat RUPS PT PGN Tbk berlangsung tanggal 30 Mei 2024.
“Bagi kami hanya punya kemampuan mengingatkan berdasarkan fakta-fakta yang telah terungkap dan beredar luas, data serta pengetahuan yang kami miliki. Silahkan mau didengar atau tidak, itu bukan urusan kami, biar rakyat menilainya,” tegas Yusri.
Yusri mengatakan, timbul pertanyaan aneh baginya.
“Bagaimana mungkin Anggota Direksi MIND ID yang terpilih kembali bisa tidak mengetahui kasus korupsi PT Timah sejak tahun 2015 sampai tahun 2023 oleh Pidus Kejagung yang telah menetapkan sekitar 22 Tersangka dan 6 tersangka tindak pidana pencucian uang (TPPU), menurut Deputi Bidang Investigasi BPKP, Agustina Arumsari, kerugian negara mencapai sekitar Rp 300 triliun, padahal PT Timah TBK adalah anak usaha MIND ID, apa kerja holding selama ini?” tanya Yusri.
Belum lagi, sambung Yusri, saat ini diberitakan bahwa Pidsus Kejagung tengah memeriksa kasus emas 109 ton yang terjadi di PT Antam Tbk yang merupakan anak usaha MIND ID juga. Kasus ini terungkap sebagaimana diberitakan berbagai media pada 9 Juni 2024.
Begitu juga dengan kabar yang beredar bahwa Dirut PT Inalum Tbk dengan inisial DP telah dicekal oleh KPK untuk keluar negeri dan rekeningnya sudah diblokir juga.
Oleh sebab itu, kata Yusri, CERI menantikan kinerja Fuad Bawazier sebagai Komut MIND ID untuk bisa memberikan nuansa perubahan agar MIND ID semakin baik.
“Selain itu, kami dari Koalisi Blok Mahakam awalnya juga punya hubungan emosional dengan kakanda Fuad Bawazier. Yaitu ketika kami bersama-sama ke kantor Kementerian ESDM pada sekitar Mei 2014 untuk menjumpai Menteri ESDM yang saat itu masih dijabat oleh Jerok Wacik,” ungkap Yusri.
Yusri menceritakan, ia bersama rombongan yang dipimpin oleh Prof Dr.H.Din Syamsudin, H Amidan dari MUI, Fuad Bawazier, Ketua Umum Federasi Serikat Pekerja Pertamina Bersatu (FSPPB) Dr Ugan Gandar dengan kawan-kawan, Direktur Eksekutif Indonesian Resources Study (IRESS) Dr Marwan Batubara, Chandra dan Totok dari Komisi VII DPR RI Fraksi PAN, datang ke kantor Menteri ESDM di lantai dua gedung lama di Thamrin. Rombongan hanya diterima oleh Staf Khusus Menteri ESDM Bidang Kelembagaan dan Perencanaan Strategis, I Gusti Nyoman Wiratmadja yang didampingi stafnya. Sementara saat itu Jero Wacik entah berada dimana, rombongan itu tidak mengetahuinya.
“Sebelumnya, saya di DPR RI sempat mendengar cerita Prof Din Syamsudin yang sering berada di luar negeri membawa misi perdamaian antar umat beragama sering dihubungi oleh petinggi Total Prancis untuk bertemu dan agar memberikan dukungan agar Total diberikan kesempatan tetap dipercaya melanjutkan sebagai operator Blok Mahakam oleh Pemerintah Indonesia. Tetapi dengan piawai ditolak beliau semua atas pendekatan tersebut,” beber Yusri.
Belum lagi, urai Yusri, ia mendengar cerita Ugan Gandar dan kawan-kawan bahwa mereka sepanjang waktu berjalan dan menginap dalam mengunjungi kiyai-kiyai di pesantren di seluruh Pulau Jawa dan Madura serta Sumatera untuk memohon doa restunya agar perjuangan mereka mendapat pertolongan Allah SWT, agar Blok Mahakam dipercaya oleh Pemerintah agar dikelola oleh Pertamina.
“Saya masih ingat bahwa Dr Marwan Batubara dari IRESS adalah sebagai motornya bersama FSPPB mengajak tokoh-tokoh untuk berjuang bersama sama agar Blok Mahakam jatuh dikelola oleh Pertamina. Bahkan setelah Pemerintah mempercayai Pertamina sebagai operator, Dr Marwan Batubara telah menerbitkan buku sejarah soal perjuangan perebutan Blok Mahakam, termasuk diceritakan lengkap nama-nama tokoh yang terlibat sejak awal hingga akhir dalam mendukungnya dan bagaimana suka dukanya dalam perjuangan tersebut,” tutur Yusri.
“Berdasarkan cerita dari mereka mereka itulah waktu itu sempat saya tersulut emosi dan menggebrak meja serta mengeluarkan ancaman terhadap pak Wirat di depan mereka agar Pak Wirat bisa menyampaikan pesan dari peserta koalisi ke Menteri ESDM Jerok Wacik agar diperhatikan,” kenang Yusri.
Setelah itu, lanjut Yusri, beberapa bulan kemudian, ia pun membaca di media bahwa Jero Wacik telah ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK dan pada September 2014 dicopot sebagai Menteri ESDM dan digantikan sementara oleh Chairul Tanjung sebagai pelaksana tugas.
Tak lama berselang, kata Yusri, berdasarkan Permen ESDM Nomor 15 Tahun 2015 tentang perpanjangan hak pengelolaan blok migas yang akan berakhir kontraknya, Menteri ESDM Sudirman Said saat itu membuat keputusan bahwa Pertamina diberikan hak penuh sebagai operator Blok Mahakam selama 30 tahun.
“Kami semua mendengar kabar gembira tersebut mengucapkan syukur Alhamdulillah. Perjuangan berhasil atas doa dan dukungan orang banyak. Bahkan sejak hari itu sampai sekarang, belum pernah saya menginjakkan kaki di Blok Mahakam, apalagi kantor Pertamina Hulu Mahakam di Jakarta,” ungkap Yusri.
Namun, kata Yusri, ia kembali mengingatkan kepada suluruh direksi Pertamina Holding dan Sub Holding serta anak anak usaha dan cucu usaha, bekerjalah dengan amanah dalam mengurus sumberdaya alam migas milik rakyat, hasilnya untuk kepentingan seluruh rakyat sebesar besarnya.
“Bahkan jabatan itu ada masanya seperti nyawa kita juga ada waktunya kembali kepangkuan Yang Maha Kuasa, tapi waktu itu rahasia Allah yang kita tak pernah tau kapan akan meninggal dunia dan kita pasti akan mempertanggungjawabkan amal perbuatan kita selama di dunia, hukum dunia bisa dimainkan, tetapi hukum akhirat pasti dihisab” tutup Yusri.
Laporan: Ranny Supusepa