Kedaipena.com – Pendamping Wisata Taman Nasional Way Kambas, Lampung, Bambang Ryadi Sutrino menceritakan dukq taman yang baru ditetapkan sebagai Asean Heritage.‎
“Dukanya secara langsung Kementerian riwisata belum banyak berbuat di Taman Nasional way Kambas. Dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Lampung Timur juga masih cukup banyak PR, antara lain menfasilitasi terbentuknya kelompok sadar wisata di 3 desa penyangga TNWK yakni Labuhan Ratu 9, Labuhan Ratu 7 dan Braja Yekti,” ungkap dia kepada K‎edaiPena.com, Sabtu (29/10).
Selain itu, support dana, kata Bambang, Pemerintah baik pusat dan daerah tidak mendukung soal anggaran.‎ Padahal wisatawan lokal, setiap hari libur potensi wisatawan, sangat banyak.
“Wisatawan luar yang berminat, khususnya seperti pencinta alam dan peneliti sangat potensial untuk menjumpai satwa liar di TNWK,” aku dia.
“Mereka tidak harus masuk ke dalam TNWK, tapi hanya di sekitar desa pinggir hutan mereka bisa juga menjumpai satwa endemik, termasuk gajah permata dan burung. Dan rata-rata turis berniat untuk melihat satwa liar,” tukas dia.
(Prw/Apit)‎
‎