KedaiPena.com – Kabar menyentuh sekaligus menyedihkan datang dari Kabupaten Tapanuli Tengah, Provinsi Sumatera Utara. Seorang nenek Saripa br Nasution , yang kini berusia seadad lebih tepatnya 103 tahun, menjadi tulang punggung untuk menghidupi 5 orang cucunya yang berstatus yatim piatu sejak 6 tahun silam..
Dikunjungi awak media bersama ketua DPRD Tapanuli Tengah Bakhtiar Ahmad Sibarani dan sejumlah anggota DPRD lainnya di kediamannya di sebuah rumah papan berkuran 5×7 meter di lingkungan I, Kelurahan Hajoran Indah, Kecamatan Pandan Kabupaten Tapanuli Tengah, Minggu (10/4) Nek Sarip, sapaan akrab bagi wanita tangguh itu terlihat tengah bersama para cucunya Murni br Lase (20), Devi br Lase (16), Andriani br Lase (13), Adek Saputra Lase (9) dan Saprul Jamil Lase (5).
Kepada wartawan, nek Sarip menceritakan perjuangan yang telah ia lakukan bagi cucu-cucu dari almarhum anak kandungnya itu.
“Ayah mereka sudah meninggal dunia saat berbagan panjang di laut. Mamak-nya pun sudah pergi, kasihan melihat cucu saya ini, makanya saya asuh, saya perjuangkan,†kisah Saripa sesekali bernada terbata.
Penuturan nek Sarip, untuk menghidupi cucu-cucunya dirinya menjalankan pekerjaan sebagai tukang urut. Hasil yang ia dapat, ia berikan untuk para cucunya. Baik kebutuhan sehari-hari, maupun untuk kebutuhan pendidikan.
“Hasil urut ini lah belanja kami, kadang pasien kasih beras, itu yang saya bawa pulang, mereka kasihan juga sama saya. Berapa sajalah yang dikasih, kadang ada kasi lima puluh ribu, ada juga kasi tiga puluh ya saya terima. Kalau patokan nggak ada itu,†tutur nek Sarip.
Menurut ia, meski dengan keterbatasan, cucu-cucunya tetap ia sekolahkan. Dimana kini, Murni dan Devi telah menamatkan sekolah di tingkat atas atau SMA, sementara Andriani, Adek sudah di bangku Sekolah Dasar (SD) serta cucu terakhirnya Saprul juga utur mengecap bangku sekolah di Taman Kanak-Kanak (TK).
“Harus sekolah semua, setidaknya sebelum saya meninggal, cucu saya Saprul yang paling kecil ini masih TK,†ujar nek Saripa berkobar.
Begitupun, Saripa mengaku, tetap saja memiliki keterbatasan. Dimana dua cucunya yang telah menamatkan sekolah menengah atas, tak lagi ia sanggupi untuk melanjut ke perguruan tinggi. “Yang paling besar ini pun nggak menyambung dia lagi, gak ada lagi uang, gak sanggup aku lagi, masih banyak adik-adik nya,” kata nek Sarip.
Mendengarkan dan menyaksikan kondisi nek Sarip, Ketua DPRD Tapanuli Tengah Bahktiar Ahmad Sibarani mengaku prihatin. Menurut ia, seharusnya Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) sebagai perpanjangan tangan Pemerintah Kabupaten tak jeli dalam memperhatikan kondisi warganya.
“Cukup prihatin dengan kondisi nenek ini, dimana di usia yang sudah renta yang seharusnya telah bisa tenang menikmati masa tuanya, ia malah masih harus berjuang kesana kemari menjadi tukang urut orang demi menghidupi cucu-cucunya,†pungkas Bakhtiar.
Politisi Hanura itu menegaskan, Nek saripa, sudah selayaknya mendapatkan bantuan dari Pemerintah Kabupaten Tapteng sebagai instansi yang melindungi warganya.
“Seharusnya mereka membentuk tim untuk melakukan peninjauan kepada warga yang butuh bantuan seperti nenek ini. Saya minta agar Pemkab Tapteng bisa memberikan bantuan kepada nenek ini,†tukas Bakhtiar.
Tampak, Bakhtiar menyerahkan santunan untuk membantu nek Sarip. Nek Sarip pung mengaku bantuan itu adalah yang pertama yang pertama ia terima dari pejabat di Tapanuli Tengah.
“Baru kali ini saya diberikan bantuan. Gak pernah aku dapat bantuan dari mana pun selain Raskin selama ini. Sekali lagi terimakasih,†ucap nek Sarip.
(Dom)