KedaiPena.Com – Sigale-gale masih menjadi primadona bagi para wisatawan yang berkunjung ke Tomok. Alasan iu menjadikan masyarakat setempat mendirikan tempat pertunjukkan Sigale-gale tersendiri diluar yang dikelola oleh pemerintah.
Tempat pertunjukkan Sigale-gale yang didirikan oleh masyarakat secara berkelompok itu, lebih dahulu didapati dibandingkan dengan tempat pertunjukkan Sigale-gale yang dikelola oleh pemerintah. Tempat pertunjukkan Sigale-gale yang dikelola pemerintah lebih sepi dibandingkan dengan tempat pertunjukkan Sigale-gale yang dikelola masyarakat secara berkelompok.
Adapun perbedaan antara keduanya, yakni Sigale-gale yang dikelola pemerintah dikenakan biaya sebesar Rp80 ribu per show. Sedangkan untuk sekedar berfoto-foto, pengunjung hanya dikenakan biaya seikhlas hatinya dan tidak dipaksakan.
Sementara itu, untuk tempat pertunjukkan yang dikelola masyarakat secara berkelompok, para pengunjung yang hadir akan dikenakan biaya sebesar Rp50 ribu hingga Rp100 ribu per rombongan. Biasanya, untuk rombongan yang hadir mulai dari 2 hingga 10 orang/rombongan. Bahkan jika pengunjung yang datang sudah terlalu ramai, maka pengelola akan mengutip biaya sebesar Rp5ribu hingga Rp10 ribu per orangnya.
Informasi harga tersebut diketahui dari salah seorang pemandu wisata lokal tempat pertunjukkan Sigale-gale, Jasa (62) yang juga bertindak sebagai salah satu pengelola ditempat pertunjukkan tersebut. Jasa pun menjelaskan, bagi setiap pengunjung yang sudah membayar, maka pengunjung akan bebas melakukan apapun di tempat tersebut, seperti menari bersama dengan patung Sigale-gale dan berfoto-foto dengan patung Sigale-gale.
“Untuk pengunjung yang datang, kita kenakan biaya sebesar Rp50 ribu hingga Rp100 ribu perombongan. Jika yang datang udah terlalu banyak dan susah kita koordinir, maka akan kita kenakan biaya sebesar Rp5 ribu hingga Rp10 ribu perorangnya. Dan yang udah bayar, mereka bebas mau foto-foto ataupun nari bersama Sigale-gale disini,†jelas Jasa yang ditemui di Tomok belum lama ini.
Selain soal biaya, letak perbedaan lainnya adalah, tempat pertunjukkan Sigale-gale yang dikelola pemerintah memiliki lahan yang lebih luas serta terdapat beberapa rumah adat suku Batak dan Tung-tung. Sementara untuk tempat pertunjukkan Sigale-gale yang dikelola masyarakat hanya terdapat satu rumah adat suku Batak yang berada tepat di belakan patung Sigale-gale.
Kemudian lagi, untuk tempat pertunjukkan Sigale-gale yang dikelola pemerintah terdapat pamplet resm dari pemerintah. Sedangkan untuk tempat pertunjukkan Sigale-gale yang dikelola masyarakat secara berkelompok hanya terdapat papan penunjuk arah ke tempat tersebut yang diletakkan tepat di depan gang menuju tempat pertunjukkan.
Dilain pihak, salah seorang masyarakat yang ditemui di Tomok juga mengaku bahwa saat ini memang tempat pertunjukkan Sigale-gale ada 2 tempat berbeda. Ia pun membenarkan soal adanya kutipan yang dilakukan masyarakat dalam pengelolaan pertunjukkan Sigale-gale yang dikelola masyarakat.
“Ia, memang ada dua tempat pertunjukkan Sigale-gale. Yang pertama ditemui itu, yang dikelola masyarakat, dan pengunjung yang datang dikutip biaya Rp50 ribu hingga Rp100 ribu perombongan. Kalau sudah ramai kali pengunjung, maka dikutip Rp5 ribu hingga Rp10 ribu perorangnya. Jadikan uang yang didapat bisa lebih banyak dari pada yang perombongan,†sebut pemuda yang tak ingin disebutkan namanya.
Laporan: Iam