KedaiPena.Com – Orang yang merusak kebudayaan adalah kita sendiri, penguasa kita sendiri. Padahal, kebudayaan itu ada di sekeliling kita. Kebudayaan itu seperti kita menghirup udara. ‎ Jika kita menyayangi Tuhan berarti menyayangi saudara sebangsa setanah air, menyayangi sesama.
Demikian dikatakan aktor dan seniman Slamet Rahardjo Djarot dalam Renungan Budaya dalam rangka memeringati Hari Pendidikan dan Kebangkitan Nasional di Balai Budaya Jakarta, belum lama ini.
“Ketika Presiden Jokowi berteriak tentang revolusi mental, itu sangat tepat, karena mental kita bobrok. Tapi, kalau boleh tahu, juklaknya mana? Juknisnya mana? Naskah akademiknya mana?,” ujar dia.
“Kok semua orang suruh mbengok Pancasila di radio-radio. Pancasila telah jadi iklan. Ini njijiki. Padahal, Pancasila ada di nafas kita. Jangan direkayasa karena kamu penguasa. Pancasila itu bersemayam di diri kita,” kata Slamet.
Pancasila ada di lagu anak-anak yang sederhana. Lalu Jawa berjudul Bebek Adus Kali, misalnya. Bebek adus kali (bebek mandi di sungai).
“Bebek itu kita, kali itu kebudayaan. Nututi sabun wangi, (mengikuti sabun yang harum). Kita mengikuti sesuatu yang baik. Ibu tumbas roti (ibu membeli roti). Roti itu harapan, sesuatu yang enak. Adik diparingi (adik diberi). Itu lagu luar biasa kan” kata Slamet.
(Prw/Ist)