KedaiPena.Com - Stagnasi dan kemandegan ekonomi pada pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf Kalla telah memberi dampak peningkatan tingkat pengangguran hingga 6,81%. Dan kemiskinan absolut yang sudah mencapai 28,3 juta jiwa; inflasi yang meningkat sebesar 5,73%.
“Semua tidak berhenti di situ. Nilai tukar petani juga menurun dari angka 102,87 tahin 2014 menjadi 101,64 tahun 2016. Ini berarti bahwa kualitas kehidupan dan kesejahteraan petani juga belum terjamin secara maksimal,” ungkap Politisi Gerinda Heri Gunawan kepada K‎edaiPena.Com, Senin (17/10).
Atas dasar itu semua, lanjut politisi Gerinda, maka  bisa menyimpulkan bahwa selama ini kepuasaan masyarakat yang sering disebut-sebut itu hanya bagian dari citra dan pencitraaan.
Karena jelas, jika kita turun ke daerah-daerah, turun ke lapangan-lapangan, berbagai masalah masih muncul.Â
“Semuanya bersumber dari mundurnya ekonomi-keuangan yang cukup serius. Apalagi baru-baru ini pemerintahan kita (lewat Menteri Keuangan) telah melakukan pemangkasan anggaran transfer ke daerah sehingga menjadikan batalnya beberapa program pembangunan di daerah-daerah. Dan itu berarti bahwa ke depan ekonomi nasional akan terus tertekan,” sesal dia.
Maka sebab itu, Heri pun meminta agar pemerintahan sekarang ini untuk kembali ke jalan yang benar yang sesuai cita-cita kemerdekaan dan konstitusi kita.Â
“Pemerintahan sekarang yang ditugasi mengurus perekonomian nasional untuk kesejahteraan nasional yang berkeadilan mestinya mampu menghadirkan sistem ekonomi-keuangan yang sehat dan kredibel. Tanpa itu, jangan berharap banyak sejahtera yang berkeadilan itu bisa diwujudkan,” Tandas dia.‎
(Prw/Apit)‎