KedaiPena.Com – Tiga bulan setelah ditemukan ‘suspect‘ pertama Covid-19 pada bulan Maret 2021, Pemerintah mengambil kebijakan menanggulangi pandemi. Angkanya fantastis, sekitar Rp1.035 triliun.
“Menurut KPK, pada tahun 2020 mereka (Pemerintah) sudah menghabiskan Rp1.035 triliun. Katanya untuk menyelematkan ekonomi dari Covid, tapi sayang tidak jelas itu uang, banyak loh 1.035 triliun kok tidak ada tanda-tanda perbaikan,” kata begawan ekonomi Rizal Ramli di Jakarta, Selasa (20/7/2021).
Tidak ada tanda-tanda perbaikan dari sektor ekonomi. Termasuk tanda-tanda perbaikan dalam penanganan kesehatan. Bahkan angka penularan Covid-19 meningkat lebih besar.
“Hanya ada dua kemungkinan, pertama uang Rp1.035 triliun itu dipakai jadi bancakan oleh para pejabat, yang konkret lah Bansos. Kalau menurut Pak Novel Baswedan (penyidik KPK), angka Rp100 triliun yang ditilap dari bansos merupakan jumlah korupsi paling besar dalam sejarah Republik Indonesia, sejak kemerdekaan 17 Agustus 1945,” papar Rizal.
Nah yang kedua, lanjut Rizal adalah miss-manajemen. Jadi anggarannya ada, tetapi tidak dipakai untuk mengurangi Covid, tidak dipakai untuk memberi makan rakyat, tidak untuk vaksinasi habis-habisan. Tetapi dipakai buat menyelamatkan proyek-proyek pengusaha besar.
“Buat nyelamatin konco-konconya, oligarki dan lain-lainnya. Makanya saya minta KPK audit investigasi dan lebih berani. Jangan kayak kemarin, BPK (Badan Pemeriksa Keuangan) ngumuminnya status WTP (wajar tanpa pengecualian), loh kok bisa ada pencurian korupsi bansos, malah WTP,” papar Rizal.
“Kalau Ketua BPK-nya profesional, kasih tahu dong mananya (yang bermasalah). Enak saja kasih WTP, korupsinya begitu besar kok makin ugal-ugalan. Lama-lama pejabat petinggi kita sudah menjadi penjilat tidak menjadi profesional dan intelektual,” kecewa dia.
Laporan: Muhammad Lutfi