KedaiPena.Com – Tantangan kepada dua pasang kandidat capres-cawapres yang akan bertarung pada Pilpres 2019 sangat besar. Hal tersebut juga semakin didukung dengan lama masa kampanye.
“Yang jadi pertanyaan rakyat, kalau sampeyan berkuasa kami apat apa? Ini belum terjawab,” kata Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah melalui pesan singkat yang diterima redaksi, belum lama ini.
Padahal, lanjut Fahri lagi, maksud awal kenapa waktu kampanye diperpanjang dari hanya 3 bukan menjadi hampir 8 bulan itu adalah agar rakyat lebih mengerti kandidatnya mau ke mana.
“Tapi malah saya melihat, kedua kandidat kelihatan sempoyongan dan serangan mereka mulai tidak terarah. Di tengah itu, ada ancaman penggunaan sumber daya negara yang seharusnya netral,” sebutnya.
Politisi dari PKS itu melihat, tantangan capres nomor urut 1 Jokowi masih besar pada menjawab janji dan dugaan dusta selama diriya memimpin.
Sementara, tantangan yang dihadapi capres nomor urut 2 Prabowo Subiyanto, menjawab tuduhan dari masa lalu, saat dirinya menjadi Danjen Koppassus dalam kasus dugaan penculikan sejumlah aktivis reformasi.
“Jika semua fokus mau apa ke depan, tim Jokowi tentu melanjutkan programnya dan membelanya. Begitu pula dengan tim Prabowo melakukan kritik koreksi dan tawaran alternatif ke depan, tentunya tidak saja seru dan mencerdaskan, tetapi juga manfaat bagi rakyat,” tambah Fahri Hamzah.
Karena itu, Fahri Hamzah mendesak KPU sebagai penyelengara pemilu agar kreatif dalam membuat aturan permainan, sehingga lebih menarik dan edukatif bagi rakyat.
“Demokrasi adalah permainan dinamis dan kadang keras tapi tidak berbahaya,” pungkas Anggota DPR dari Dapil Nusa Tenggara Barat (NTB) itu.
Laporan: Muhammad Hafidh