KedaiPena.Com – Salah satu dampak yang paling rentan dan paling menderita dari eksploitasi SDA adalah perempuan dan anak.
Demikian disampaikan Dini Rama, Manager Kampanye Perempuan dan Lingkungan Koalisi Kawali Indonesia Lestari (KAWALI) atas musibah terjadi kebakaran di area power plant 15 MW milik Pembangkit Listrik Tenaga Panasbumi (PLTP) PT Sorik Merapi Geothermal Power (SMGP) di Mandailingnatal, Sumatera Utara.
“Hal ini karena hubungan antara perempuan, anak-anak dan lingkungan hidup sebagai satu kesatuan. Di mana ketika terjadi eksploitasi terhadap lingkungan hidup, maka dampak yang paling nyata adalah akan menimbulkan kemiskinan, kematian,” ujar dia, Sabtu (15/5/2021).
Ia menambahkan, dan hal ini nyata terjadi pada kejadian bocornya gas pada proyek energi panas bumi pada Januari 2021 lalu di Mandailing Natal yang telah menyebabkan tewasnya 5 orang warga sekitar akibat kebocoran gas beracun.
Kini proyek yang sama kembali memberikan kabar buruk, dengan terjadinya peristiwa kebakaran di area konstruksi power plant 15 MW milik PLTP PT SMGP dan di duga telah menyebabkan 4 warga pingsan.
Sebelumnya, PT SMGP sempat dihentikan beroperasi dan kemudian diizinkan kembali melaksanakan sebagian dari pada aktivitasnya pada akhir Februari 2021.
Namun tidak lama setelah kembali beroperasi, lagi-lagi PT SMGP membawa kabar buruk terhadap lingkungan, yakni peristiwa kebakaran pada area konstruksinya pada hari jumat siang, 14 Mei 2021.
“Hal ini sangat jelas meresahkan dan menimbulkan trauma kepada warga sekitar, khususnya perempuan dan anak-anak,” tegas Dini Rama.
Ia menambahkan, jika melihat data korban dari peristiwa PT SMGP, mayoritas dari korban adalah perempuan dan anak-anak. 4 dari 5 korban jiwa pada Januari 2021 lalu adalah perempuan dan anak-anak. Kemudian 4 warga yang pingsan akibat peristiwa kebakaran pada Jumat siang, 14 mei 2021, pun perempuan.
Dini Rama menegaskan, sangat disayangkan mengapa PT SMGP masih diperbolehkan beroperasi kembali, pasca terjadinya peristiwa bulan januari 2021 lalu yang telah memakan korban jiwa. Seharusnya bercermin dari kasus ini, pemerintah dapat mengambil respon yang tegas untuk tidak memberikan izin kembali untuk beroperasi.
“Dengan adanya korban jiwa, tentu ini menjadi persoalan yang sangat serius. Satu nyawa saja sangat berharga apalagi 5 nyawa yang hilang dari peristiwa lalu, ditambah dengan peristiwa kebakaran ini yang baru saja terjadi, maka bukan hal tidak wajar warga mengalami trauma dan resah apabila PT SMGP masih beroperasi,” paparnya.
Melihat dari beberapa permasalahan yang berdampak kepada korban perempuan dan anak-anak, Dini Rama meminta Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak untuk turut andil terlibat langsung atas musibah yang terjadi di PLTP SMGP.
“Sebab, mayoritas korbannya adalah perempuan dan anak,” tandas dia.
Laporan: Muhammad Lutfi