KedaiPena.Com – Wakil Ketua Dewan Kehormatan Partai Amanat Nasional (PAN) Drajad Wibowo menilai program tiga kartu yang menjadi andalannya calon Presiden nomor urut 01 Joko Widodo (Jokowi) sebagai rencana yang tidak matang.
“Kebijakan itu, pertama, tidak direncanakan dengan matang. Contohnya kartu pra-kerja. Kartu semacam ini kan tidak bisa diberikan secara pilih kasih ke penganggur tertentu, ” ujar Drajad kepada KedaiPena.Com, ditulis Rabu (27/3/2019).
“Tapi jika semuanya diberi uang, katakanlah hanya Rp 500.000 per bulan, budgetnya saja minimal sudah Rp42 triliun setahun,” sambung Drajad.
Selain masalah budget, lanjut Drajad, ada pula masalah pengembangan sistem IT-nya, monitoring, evaluasi dan sebagainya.
“Dananya dari mana? Wong tagihan BPJS Kesehatan Rp16,5 triliun saja pembayarannya susah. Bahkan masih belum dilunasi semuanya oleh pemerintah,” sindir Drajad.
Drajad juga berpandangan bahwa program tiga kartu Jokowi tidak efisien. Hal tersebut lantaran jumlah kartu yang diperlukan bagi masyarakat.
“Seharusnya kan negara memaksimalkan e-KTp dan nomor identitas tunggal. Boros kartu, boros pengembangan sistem IT-nya, dan boros administrasi keuangannya, ” papar Drajad.
Ia juga menuturkan bahwa kartu-kartu yang akan dikeluarkan Jokowi tidak kredibel.
“Kalau tidak salah pernah ada kartu untuk petani. Saya lupa namanya. Realisasinya jauh dari yang diharapkan,” tutur Drajad.
“Bahkan kartu BPJS Kesehatan pun tidak sepenuhnya bebas masalah ketika rakyat memerlukan layanan kesehatan di rumah sakit, ” keluh Drajad lagi.
Dengan kondisi demikian, Drajad menyimpulkan, bahwa program kartu-kartu sakti Jokowi bukanlah sebuah solusi parsial.
“Sebaiknya korta-kartu ini cukup satu saja, bisa pakai KTP. Isi layanannya harus sesuatu yang kredibel, yang secara matang disiapkan sistem, mekanisme dan yang penting uangnya,” pungkas Drajad.
Laporan: Muhammad Hafidh