KedaiPena.Com – Fraksi Gerindra-PAN DPRD Kota Tangerang Selatan (Tangsel) menilai Pemerintah Kota (Pemkot) gagap dan gagal memahami penderitaan masyarakat selama masa pandemi Corona berlangsung.
Selama dua bulan pandemi Covid-19 melanda di Tangsel, semua sektor sangat terdampak, sehingga mengganggu pergerakan roda ekonomi baik nasional maupun lokal.
“Tangsel sebagai kota perdagangan dan jasa sangat terasa sekali dalam perputaran ekonomi ini. Dengan diterapkannya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang juga membatasi beberapa sektor kegiatan usaha semakin melemahkan daya beli masyarakat. Restoran, hotel, mall dan usaha layanan jasa banyak yang menutup sementara usahanya sehingga mengakibatkan tersendatnya pemasukan dari pajak daerah,” kata Wakil Ketua Fraksi Gerindra-PAN DPRD Tangsel, Abdul Rahman kepada awak media, Sabtu (16/5/2020).
Abdul Rahman meminta, kondisi ini harus segera dicari solusi sehingga dunia usaha bisa kembali menjalankan usahanya dan masyarakat kembali naik daya belinya.
“Di sinilah seharusnya peran penting seorang pemimpin daerah. Di mana peran pemimpin daerah sangat diharapakan membuat suatu kebijakan yang bisa menggerakkan dunia usaha,” beber dia.
Tidak hanya itu, Arnopi begitu ia disapa menjelaskan, bahwa pendataan masyarakat dalam bantuan sosial telah menjadi bukti bahwa Kota ini dikelola dengan tidak cerdas dan tidak modern tak seperti mottonya.
“Carut-marut dalam distribusi bansos membuktikan bahwa Pemkot Tangsel gagap teknologi dan gagal memahami penderitaan Masyarakat,” beber Arnopi.
“PSBB sudah hampir 1 bulan masyarakat hanya di kejar kewajibannya saja untuk patuh terhadap PSBB, tetapi hak masyarakat untuk mendapatkan hak kebutuhan dasarnya diabaikan dengan dalih masih pendataan,” sambung dia.
Menurut Arnopi, Pemkot Tangsel hanya bisa larut dalam seremoni pembagian bansos dari pusat, tanpa bisa membuat suatu legacy bagi masyarakat. Sedangkan, harusnya Pemerintah itu yang dilihat adalah kebijakannya, yang pro rakyat bukan pemimpin yang hanya bisa tebar pesona.
“Mungkin inilah senja kala kepemimpinan Airin dan Benyamin di Tangsel. 2021 nanti Tangsel perlu pemimpin yang benar-benar mau bekerja untuk masyarakat,” kata Arnopi.
“Kelak setelah pandemi, Tangsel perlu pemimpin yang bisa menggerakkan ekonomi kembali seperti semula, bukan pemimpin kaleng-kaleng yang hanya bisa pasang wajahnya di baliho pinggir jalan,” tandas dia.
Laporan: Sulistyawan