KedaiPena.Com – Anggota Komisi I DPR RI, Tantowi Yahya menilai upaya pemerintah Indonesia memberikan rekomendasi solusi terkait penyelesaian konflik Palestina-Israel tidak akan berhasil.
“Kami mendengar, melihat dan membaca apa yang disampaikan oleh Kementerian Luar Negeri saat Konferensi Perdamaian Internasional di Paris (Prancis) itu terdapat kendala besar yang tidak akan menyelesaikan konflik dua Negara tersebut,” kata Tantowi di Gedung DPR, Jakarta, Senin (20/6).
Menurut Tantowi, apabila pemerintah mengacu rekomendasi di Paris tersebut, maka Israel harus mengadopsi dua resolusi PBB.
“Yakni, resolusi nomor 242 tahun 1967, dan resolusi nomor 338 tahun1973‎. Itu artinya ketika rekomendasi Paris ini diterima oleh Israel, maka Israel akan kehilangan lebih 50 persen wilayahnya. Pemerintah Israel pasti menolaknya,” tegas Tantowi.
Politisi Golkar itu mengungkapkan, bahwa sebulan lalu dirinya berkunjung ke Israel untuk bertemu anggota legislatif Israel disana. Dimana Israel tetap tak menerima dua resolusi tersebut.
“Meskipun saya dihujat seluruh rakyat muslim di Indonesia, tapi ini adalah tugas sebagai anggota legislatif. Disana, saya bertemu dengan pemerintah dan lembaga legislatif Israel, mereka mengatakan bahwa two state solution is not solution for them (dua resolusi bukanlah solusi bagi Israel),” ungkapnya.
Sementara itu, lanjut Tantowi, keberadaan Amerika sebagai negara adikuasa dan ikut dalam konfrensi Perdamaian Internasional di Paris menjadi salah satu penghambat terbesar.
“Amerika memanjakan Israel melalui hak veto yang kesemuanya itu membela Israel. Buktinya Amerika telah mengeluarkan 30 hak veto sejak tahun 1972 hingga 1996,” ungkap Tantowi.
Diketahui, pertemuan di Paris, Prancis pada 3 Juni 2016 lalu digagas oleh pemerintah Prancis dan dihadiri para menteri luar negeri dari 27 negara, yakni Indonesia, Afrika Selatan, Amerika Serikat, Arab Saudi, Belanda, Republik Ceko, Inggris, Irlandia, Italia, Jerman, Jepang, Kanada,
Luksemburg, Mesir, Maroko, Norwegia, Prancis, Polandia, Rusia, Senegal, Spanyol, Swedia, Swiss, Tiongkok, Turki, Uni Eropa, dan Yordania. Sekjen PBB Ban Ki-moon dan Sekjen Liga Arab Nabil Elaraby juga hadir dalam pertemuan tersebut.
Pertemuan Paris menunjukkan adanya keinginan kuat dari berbagai Negara untuk mendukung proses perdamaian Palestina dan Israel yang terhenti di tangan Kuartet Palestina-Israel (AS, Rusia, PBB, Uni Eropa) pada 2014.
(Fah/ Dom)