KedaiPena.Com – Anggota Komisi IV DPR RI Akmal Pasluddin meminta kepada Presiden Jokowi untuk tetap memertahankan sikapnya yang tegas terhadap pelaku pembakar hutan dan lahan.
Pasalnya, Akmal melihat saat ini Pemerintah mulai terlihat ragu untuk mengusut tuntas kasus kebakaran hutan dan lahan (karhutla), yang dibuktikan dengan adanya foto bersama antara Perwira Menengah (Pamen) Polda Riau bersama dengan salah seorang pengusaha perkebunan sawit.
“Saat ini Polri malah memersilahkan masyarakat untuk mengajukan praperadilan terhadap SP3 atas kasus pembakaran hutan dan lahan. Ini merupakan sikap yang buruk dari penegak hukum kita, dimana seharusnya hal itu adalah tanggung jawab yang harus dipikul olehnya, bukan malah lempar tanggung jawab ke masyarakat,†jelas Akmal di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (13/9).
Meskipun telah diklarifikasi oleh Divisi Profesi dan Pengamanan (Divpropam) Mabes Polri bahwa pengusaha yang hadir tersebut bukan bagian dari petinggi 15 (lima belas) perusahaan yang dikenakan SP3, namun bukti foto tersebut, menurut Akmal, akan menjadi preseden buruk karena akan membuat semakin buruknya kinerja pemerintah terhadap penanganan kejahatan lingkungan.
“Sebaiknya pemerintah segera kembali pada sikapnya yang konsisten. Karena setiap kejadian saat ini telah terekam secara baik oleh ingatan masyarakat dengan kemudahan teknologi yang ada sehingga sangat mudah untuk membuka kembali arsip kejadian masa lalu,†tegas Legislator dari Daerah Pemilihan Sulawesi Selatan II ini.
Akmal menambahkan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) yang selama ini menjadi mitra kerjanya, sudah melakukan berbagai upaya untuk mengendalikan kebakaran hutan dan lahan. Namun, segala upaya yang dilakukan Kementerian LHK tersebut akan menjadi sia-sia apabila tidak didukung oleh lembaga penegak hukum, terlebih tanpa adanya political will dari seorang presiden.
“Kasus kejahatan pembakaran hutan dan lahan ini bukan kejahatan biasa. Dampak yang ditimbulkan mampu membunuh makhluk hidup termasuk manusia pada sebuah kawasan. Bahkan kerugian ini bukan saja dirasakan oleh bangsa sendiri. Negara tetangga juga ikut merasakan sehingga Indonesia menjadi bahan cibiran,†tegas dia.
(Prw)