KedaiPena.Com – Holding Energi antara Pertamina (Pertagas) dengan Perusahaan Gas Negara (PGN) merupakan satu gagasan yang diwacanakan oleh Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di era Rini Soemarno.
Menanggapi rencana tersebut, Wakil Ketua Komisi VI DPR RI, Â Inas Nasrullah Zubir menilai, bahwa secara keseluruhan holding merupakan hal suatu hal yang positif.
Akan tetapi, kata Inas, ada yang harus dipahami soal rencana holding ini. Utamanya soal, penjelasan holding ini sendiri, yang salah ditanggapi oleh banyak kalangan.
“Seperti, holding PT Perkebunan Nusantara (PTPN) 7 dengan PTPN 3 yang sebenarnya itu penggabungan, merger bukan holding. Itu salah ngaco yang dilakukan oleh di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu ngaco itu bukan holding,” beber Inas kepada wartawan di Jakarta, Senin (17/7).
Inas menjelaskan, di negara seperti Jepang, yang namanya melakukan holding adalah berbagai bidang usaha yang saling berkaitan. Bukan seperti yang dilakukan oleh PTPN selama ini.
“Misalnya ini holding antara KAI (Kereta Api Indonesia) dan INKA (Industri Kereta Api) berkaitan itu bikin holding karena dia butuh listrik dia bikin holding. Sehingga kinerja perusahaan smooth, bukan kayak PTPN,” beber dia.
“Kalau satu produk di gabung ngapain holding, merger aja. Kalau misalnya pertamina dan PGN supaya tidak rebutan, sudah PGN jadi anak perusahaan Pertamina, gas dia yang ngatur Pertagas ga ada, pipa gas serahin sama (Pertagas) itu namanya holding,” tandas Inas.
Laporan: Muhammad Hafidh