KedaiPena.Com – Anggota Komisi VI DPR RI Amin Ak menilai, upaya untuk menumbuh dan mengembangkan UMKM perlu dilakukan secara terus menerus.
Hal tersebut, lanjut Amin, diperlukan lantaran .engingat kontribusi UMKM terhadap perekonomian negara begitu besar.
Dimana menurut data Kementerian Koperasi dan UKM (KemenkopUKM), kata Amin Ak, UMKM telah memberikan sumbangsih terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional sekitar 60% dan menyerap tenaga kerja sekitar 97%.
“Sebagai sektor yang telah memberikan kontribusi yang begitu besar terhadap PDB nasional, sudah seharusnya Pemerintah memberikan perhatian yang lebih terhadap UMKM,” kata Amin Ak kepada awak media, Sabtu, (5/12/2020).
Salah satu upaya yang dilakukan Pemerintah untuk mengembangkan UMKM adalah dengan merencanakan Holding BUMN UMKM.
“Dengan adanya rencana pembentukan Holding BUMN sektor UMKM diharapkan dapat meningkatkan efisiensi dan daya saing masing-masing perusahaan BUMN anggota holding,” tegas Amin Ak.
Oleh karenanya, lanjut Amin Akx Pemerintah harus mempersiapkan secara matang rencana Holding BUMN sektor UMKM, dengan menyusun terlebih dahulu peta jalan yang jelas Holding BUMN tersebut.
“Dengan begitu pelaksanaan Holding BUMN sektor UMKM dapat terarah, sehingga upaya pengembangan UMKM pun dapat terlaksana dengan baik” tambah Amin, Ak.
Amin Ak melanjutkqn, pembentukan skema holding BUMN sektor UMKM ini sangat penting, namun yang perlu menjadi catatan adalah jangan sampai mengurangi performa perusahaan.
BRI misalnya, kata Amin Ak, selama ini tidak hanya melayani bentuk program pembiayaan UMKM, KUR dan Kredit Tanpa Agunan serta program kerakyatan lainnya, tapi BRI juga menggarap sektor korporasi. Yang realistis memang, BRI menjadi induk holdingnya.
” Namun ini juga perlu sinergi kuat agar performa Pegadaian dan PNM tidak menurun. Selama ini PNM memiliki performa yang sangat baik, Non Performing Loan (NPL) yang dimiliki PNM pada bulan Mei 2020 sebesar 1,62%” terang Amin, Ak.
“Bila dibentuk holding, perlu dilakukan konsolidasi terkait penataan struktur pinjaman, skema pengembalian, kriteria UMKM sasaran, dan lain-lain. Kalau ini tidak terkonsolidasi, dikhawatirkan membuat NPL yang ada pada PNM bisa melonjak” jelas Amin, Ak.
Sebagaimana diketahui Pemerintah melalui Kementrian BUMN berencana membuat Holding BUMN sektor UMKM dengan melibatkan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk., PT Pegadaian (Persero), dan PT Permodalan Nasional Madani (Persero).
Amin, Ak menjelaskan, adanya Holding BUMN sektor UMKM antara BRI, PNM, dan Pegadaian diharapkan dapat mendukung proses pengembangan UMKM secara maksimal, karena ketiga perusahaan BUMN tersebut bisa saling mengisi dan menguatkan berdasarkan lini bisnis utama di masing-masing perusahaan BUMN.
“Ketiga BUMN tersebut diharapkan bisa berjalan beriringan menyalurkan bantuan Pemerintah untuk UMKM. Mengingat saat ini dari sebanyak 64 juta UMKM, baru delapan juta atau 13% saja yang terintegrasi dengan teknologi digital. Sehingga diharapkan adanya Holding BUMN sektor UMKM dapat menyelesaikan persoalan penyaluran bantuan baik karena alasan belum bankable, ataupun karena belum terintegrasi dengan teknologi digital” ujar Amin, Ak.
Amin, Ak menambahkan, baik Pegadaian, BRI dan PNM adalah BUMN yang sehat. PNM sangat kuat dalam menyalurkan kredit hingga ultra mikro, BRI mampu menjangkau hingga ke pelosok desa, dan Pegadaian punya skema serta sistem pengelolaan keuangan yang sudah teruji.
“Ini kolaborasi yang menarik untuk mengembangkan UMKM sekaligus melahirkan UMKM-UMKM baru,” papar Amin Ak.
Dengan adanya holding BUMN sektor UMKM, tegas Amin Ak, terbuka peluang bagi UMKM kita untuk mengakses anggaran dan jaringan dengan lebih mudah dan cepat.
“Holding BRI, PNM, dan Pegadaian diharapkan bisa menjangkau UMKM yang selama ini belum dapat dijangkau ketiga perusahaan tersebut. Jadi bisa saling menutupi. Namun pertaruhannya adalah sinergitas antara BUMN-BUMN tersebut. Di satu sisi ada dampak positif yang dihasilkan bila BUMN-BUMN tersebut terkonsolidasi, namun di sisi lain holding ini dapat mempertaruhkan sesuatu yang sudah baik yang sudah kita miliki” terang Amin, Ak.
Lebih jauh lagi Amin, Ak menyampaikan, tujuan utama holding bukan sekedar memperbaiki perusahaan yang tidak sehat, tapi lebih kepada efisiensi dan efektivitas bisnis.
Karena terkait efisiensi, Amin mengingatkan agar holding ini harus tetap melindungi pekerja dari ancaman PHK.
“Ini harus jadi komitmen bagi 3 BUMN yang akan bersinergi tersebut untuk tidak melakukan PHK”, ujar Amin, Ak.
Selain itu, tegas Amin Ak, holding BUMN sektor UMKM ini juga diharapkan dapat menggenjot kinerja ekspor produk UMKM di Indonesia.
“Saat ini, data Kemenkop UMKM menyebutkan, UMKM yang berorientasi ekspor baru 14,5% dari produk UMKM. Padahal di Thailand sudah 35% ekspor UMKM, Jepang 55%, Korea 60%, China 70%” pungkas Amin Ak.