KedaiPena.Com – Anggota Komisi IX DPR Anas Thahir berharap agar pemerintah Indonesia tidak mempertimbangkan untuk gagasan herd immunity dalam mencegah penyebaran wabah Corona atau covid-19 di Indonesia.
Anas, sapaannya menyampaikan hal tersebut lantaran herd immunity digadang bisa menghentikan penyebaran pandemi virus corona mencuat.
Indonesia sendiri patut dicurigai akan menerapkan hal tersebut lantaran saat ini pemerintah tidak melakukan karantina wilayah skala nasional dan tanpa larangan mudik yang tegas.
“Saya kira masyarakat kita belum sepenuhnya siap jika pemerintah mengambil opsi herd immunity. Kita masih menghadapi masalah gizi buruk di beberapa daerah,” ujar Anas kepada KedaiPena.Com, Sabtu, (4/4/2020).
Tidak hanya itu, Anas menyampaikan masih ada persoalan stunting yang jumlahnya masih harus terus ditekan. Masih banyak masalah kesehatan ibu hamil yang perlu mendapat perhatian.
“Sehingga kalau tiba-tiba ditetapkan herd immunity dalam kondisi seperti ini, saya khawatir jutaan korban akan berjatuhan,” tegas Anas.
Anas menilai opsi karantina wilayah atau lockdown masih harus dipertimbangkan oleh pemerintah guna menakan penyebaran wabah Corona ini.
Opsi tersebut, lanjut Anas, sebaiknya dipertimbangkan oleh pemerintah ketika memang Penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) tak maksimal.
“Agar dapat melakukan evaluasi sampai beberapa hari ke depan. Jika tren peningkatan jumlah korban corona cenderung terus naik, pemerintah harus berani menerapkan opsi lain yang lebih tegas. Misalnya lockdown bertahap, atau lockdown terbatas dengan kesiapan penuh dari aparat,” tandas Anas.
Istilah herd immunity semakin familiar di kuping masyarakat Indonesia lantaran disebut-sebut dapat memperlambat penyebaran virus Corona atau Covid-19.
Dilansir dari Al Jazeera, herd immunity merupakan konsep epidemiologis yang menggambarkan keadaan di mana populasi cukup kebal terhadap penyakit, sehingga infeksi tidak akan menyebar dalam kelompok itu.
Dengan kata lain, cukup banyak orang tidak bisa mendapatkan penyakit, baik karena vaksinasi atau kekebalan alami.
“Ketika sekitar 70 persen populasi telah terinfeksi dan pulih, kemungkinan wabah penyakit menjadi jauh lebih sedikit karena kebanyakan orang resisten terhadap infeksi,” ujar profesor penyakit menular berbasis di Inggris, Martin Hibberd seperti dikutip dari Al Jazeera, Sabtu (4/4/2020).
Berdasarkan bukti yang ada saat ini bahwa satu orang yang terinfeksi virus corona rata-rata menginfeksi antara dua hingga tiga orang lainnya. Artinya, jika tidak ada tindakan lain yang diambil, kekebalan kelompok akan meningkat ketika antara 50 hingga 70 persen populasi kebal.
Namun, ahli epidemiologi yang bekerja pada penyakit kronis di Sydney, Australia, Gideon Meyerowitz-Katz mengungkapkan, herd immunity bukanlah solusi terbaik untuk mencegah penyebaran virus corona.
Laporan: Sulistyawan