KedaiPena.Com – Kalangan DPR RI mendukung penuh langkah Menteri BUMN Erick Thohir yang meminta maskapai penerbangan plat merah PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk mengembalikan belasan pesawat jenis Bombardier CRJ 100 ke Nordic Aviation Capital (NAC).
Anggota Komisi VI DPR RI Mukhtarudin menilai, langkah tersebut perlu didukung jika tujuannya melakukan efisiensi. Mengingat kondisi keuangan Garuda juga saat ini yang belum optimal.
“Mendukung langkah kementerian BUMN dan Manajemen Garuda mengembalikan 12 pesawat Bombardier ke pihak lessor,” tegas Mukhtarudin kepada wartawan, Jumat, (12/2/2021).
Lebih lanjut Mukhtarudin menekankan agar Menteri BUMN Erick Thohir tidak berhenti sebatas menginstruksikan pengembalian pesawat-pesawat tersebut, tapi mesti ada upaya konkret lainnya dengan membawa hal tersebut ke ranah hukum.
Pasalnya, kata dia, patut di duga telah terjadi praktek penyimpangan dalam pengadaan kontrak pesawat tersebut.
“Indikasi suap atau korupsi dalam proses pengadaan pesawat ini harus diusut tuntas,” tegas Politikus Golkar itu.
Adapun terkait kondisi maskapai plat merah ini yang terus dihadapkan pada kerugian, Mukhtarudin menyarankan agar langkah efisiensi jadi opsi yang mesti dilakukan.
“Untuk memperkecil kerugian Garuda dan bisa menjadi perusahaan yang untung maka manajemen Garuda harus melakukan efisiensi di semua aspek, karena masih banyak terjadi inefisiensi dalam pengelolaan atau operasional Garuda,” ungkapnya.
Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir meminta PT. Garuda Indonesia (Persero) mengembalikan 12 pesawat jenis Bombardier CRJ 1000 dengan skema mengakhiri kontrak operating lease pada Nordic Aviation Capital (NAC) yang jatuh tempo pada 2027.
Erick beralasan, pengembalian tersebut semata-mata karena sebagai langkah efisiensi ditengah imbas wabah Covid-19 saat ini.
“Jadi efisiensi menjadi kunci, efisiensi di segala lini. Yang tidak kalah pentingnya dari data-data kita lihat bahwa Garuda itu salah satu perusahaan penerbangan yang leasingnya paling tinggi dunia, cost daripada leasingnya 27%,” katanya dalam konferensi pers, Rabu (10/2/2021).
Laporan: Muhammad Hafidh