KedaiPena.Com- Dewan Perwakilan Rakyat atau DPR meminta pemerintah melalui Kementerian Luar Negeri untuk menggalang kekuatan menghentikan kebrutalan Israel. Hal tersebut disampaikan oleh anggota Komisi I DPR RI Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Sukamta yang prihatin atas serangan Israel ke wilayah Gaza.
“Harus ada tekanan dari komunitas internasional untuk hentikan serangan Israel. Komunitas internasional juga perlu segera memberikan bantuan kemanusiaan ke Gaza. Saya berharap pemerintah Indonesia bisa melakukan inisiasi untuk menggalang kekuatan,” ujar Sukamta, Senin,(8/8/2022).
Wakil Ketua Fraksi PKS DPR RI ini juga berharap komunitas internasional tidak menerapkan standar ganda dalam menangani konflik.
“Jika komunitas internasional bisa bersikap tegas dan melakukan embargo ekonomi kepada Rusia karena menginvasi Ukraina, mestinya sikap tegas yang sama juga bisa dilakukan kepada Israel yang jelas-jelas telah melakukan pendudukan terhadap wilayah Palestina puluhan tahun lamanya. Dan terus melakukan aksi brutal pembunuhan dan pemboman terhadap warga sipil,” tegas Sukamta.
Sukamta menegaskan, serangan dilakukan Israel merupakan kekejian yang nyata dan terang-terangan. Sukamta menyebut, Israel telah mengabaikan hukum internasional.
“Bombardir serangan udara Israel di pemukiman penduduk, ini jelas secara sengaja menyasar warga sipil. Ini kekejian yang nyata. Isarel secara terang-terangan mengabaikan hukum internasional dan banyak prinsip kemanusiaan.
Mengutuk serangan ini tentu tidak cukup, harus ada upaya nyata untuk hentikan kekejian ini,” pungkasnya.
Diketahui, sejak operasi militer Israel yang menargetkan posisi Jihad Islam dimulai pada hari Jumat, (5/8/2022), total 41 warga Palestina “telah menjadi martir, termasuk 15 anak-anak dan empat wanita, dan 311 terluka” di seluruh Jalur Gaza, kata kementerian daerah kantong Palestina.
Peristiwa tersebut merupakan yang terburuk di Gaza sejak perang terjadi di tahun lalu. Yang menghancurkan wilayah yang dihuni sekitar 2,3 juta warga Palestina dan memaksa banyak warga Israel untuk mencari perlindungan.
Laporan: Muhammad Hafidh