KedaiPena.com – DPP PKS Bidang Tani Nelayan mempertanyakan kebijakan serapan domestik yang digadangkan oleh pemerintah. Faktanya, terlihat adanya ketidaksesuaian data hingga janji yang tak ditempat.
Ketua DPP PKS Bidang Tani Nelayan Riyono menyatakan beras yang menjadi komoditi pokok rakyat selalu berujung kepada ketidakpastian serta ketidakjelasan antar pejabat yang bertanggung jawab.
Ia menyatakan hal ini bermula dari kabar stok cadangan beras di Bulog yang tinggal 651 ribu ton. Stok terendah selama ini yang biasanya 1.2 juta ton cadangan beras. Gerak cepat Kemendag yang berjanji membeli gabah petani harga berapapun berujung hampa.
“Laporan penyerapan oleh Bulog dari rencana 948 ribu ton hanya terealisir 90 ribu ton. Kenapa serapan rendah? Jangan – jangan Bulog gak punya uang? Atau memang di tingkat petani beras gak ada?” kata Riyono, Minggu (20/11/2022).
Data BPS menyebutkan hingga Desember 2022 produksi beras sekitar 32 juta ton, dan diperkirakan masih surplus 1,88 juta ton beras. Sementara, konsumsinya 30,2 juta ton.
Sebelumnya, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan (Zulhas) menyampaikan, tugas yang diberikan kepada Perum Bulog sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Mengingat per 19 Oktober 2022, stok CBP hanya mencapai 697.944 ton, jauh dari total stok aman pemerintah untuk akhir 2022 di angka 1,2 juta ton.
“Antara Kementan, Bulog, Kemendag saja datanya sudah gak sinkron, mana yang bisa dipercaya?” ujarnya.
Riyono menyatakan janji Menteri Perdagangan Zulhas bahwa Bulog diminta serap gabah dan beras petani dengan harga berapapun ternyata juga gagal dilakukan. Petani kembali yang menjadi korban, konsumen rakyat kecil yang terkena imbas kenaikan harga beras di lapangan karena berita cadangan beras yang menipis. Cadangan beras yang menipis dan serapan yang lambat membuat Direktur Bulog menyarankan pemerintah untuk Impor beras.
“Kenapa impor jadi andalan? Terus janji serap gabah petani itu bagaimana? Perlu revolusi kinerja untuk Bulog. Lebur saja Bulog dan Badan Pangan Nasional jadi satu lembaga agar mudah dalam urusan pangan,” pungkasnya.
Laporan: Ranny Supusepa