KedaiPena.com – Salah satu upaya pemerintah untuk membangun ketahanan kesehatan di Indonesia adalah transformasi layanan primer, yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dengan memperkuat upaya promotif preventif sekaligus mendekatkan akses layanan kesehatan yang berkualitas dengan merevitalisasi 300 ribu posyandu yang dilengkapi dengan kader kesehatan yang berkualitas dan alat kesehatan seperti USG dan alat periksa jantung.
Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin menyatakan layanan posyandu juga dibuat lebih fokus pada upaya promotif preventif seperti skrining dan surveilans, sasarannya juga diperluas bukan hanya ibu dan anak tetapi semua siklus hidup mulai dari bayi hingga lansia.
“Kita ingin memastikan bahwa ibu dan anak kita terurus dengan baik, alat timbangan yang hanya ada di 10 ribu Puskesmas tadi, kita bagi ke 300 ribu posyandu, supaya semua ibu hamil bisa diperiksa dengan USG,” kata Budi, dalam Refleksi 2022 Kemenkes, Kamis (5/1/2023).
Disamping penguatan layanan kesehatan primer, transformasi juga dilakukan dengan menata laboratorium kesehatan masyarakat di seluruh Indonesia, memperkuat upaya promotif di layanan primer dengan menambah 3 jenis imunisasi rutin dari 11 menjadi 14 jenis vaksin, melaksanakan BIAN, pelaksanaan Active Case Finding (ACF) Tuberculosis dan memastikan peningkatan kesehatan ibu dan anak melalui 5 gerakan cegah stunting yakni Aksi Bergizi, Bumil Sehat, Posyandu Aktif, Jambore Kader dan Cegah Stunting itu Penting.
“Berbagai program pada pilar pertama transformasi kesehatan telah menunjukkan progress yang signifikan yang dibuktikan dengan adanya peningkatan temuan kasus TBC sebanyak 685.250 atau setara dengan 70.7 persen dari estimasi 969.000 kasus. Capaian ini merupakan yang tertinggi di Indonesia,” ungkapnya.
Selain itu, tercatat sampai akhir Desember 2022, sekitar 75,5 persen balita sudah dipantau pertumbuhannya secara rutin di posyandu.
Untuk cakupan Imunisasi dasar lengkap, hingga November 2022, tercatat 86,4 persen bayi usia 0-11 sudah di Imunisasi dan 99.263 bayi baru lahir sudah di Skrining Hipotiroid Kongenital (SHK).
Tercatat juga, 14 skrining terhadap penyakit prioritas telah dilaksanakan serta 2.289.871 siswa di 6.420 sekolah telah berpartisipasi dalam Gerakan #AksiBergizi serentak.
“Menyadari pentingnya kegiatan edukasi dan promosi, Kemenkes akan terus mendorong kegiatan ini kepada masyarakat,” pungkasnya.
Laporan: Ranny Supusepa