KedaiPena.Com – Anggota DPR RI Guspardi Gaus menilai, dengan masih kontraksinya pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I 2021 sebesar 0,74 % menunjukkan masih terjebak dalam kondisi resesi ekonomi.
Hal tersebut disampaikan oleh Guspardi sapaanya saat merespon Badan Pusat Statistik (BPS) yang meliris pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I-2021 masih mengalami kontraksi 0,74 persen secara year on year.
Menurutnya, konsumsi rumah tangga yang lesu dan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) serta berbagai masalah dalam pencairan dana program perlindungan sosial menjadi faktor penyumbang minusnya pertumbuhan ekonomi kuartal I 2021.
“Struktur ekonomi secara keseluruhan belum berubah sama sekali seperti sektor transportasi, perhotelan, dan restoran tetap berada pada zona bertahan hidup (survival zone), ujar Guspardi, Selasa, (18/5/2021).
Data sementara yang di sampaikan Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan, Realisasi anggaran program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) baru mencapai Rp 134,07 triliun (19,2 % ) dari total anggaran sebesar Rp 699,43 triliun hingga posisi per 16 April 2021.
Ia menilai, pemerintah perlu terus melakukan akselerasi belanja dan melakukan percepatan pencairan paket stimulus pemerintah seperti BLT dan bansos model Cash transfer dan program lainnya yang sudah ada dalam program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).
Untuk mendorong daya beli masyarakat, Program PEN harus terus diperkuat dan semakin terarah untuk mendukung dunia usaha dalam menciptakan lapangan pekerjaan, ungkap Mantan Ketua Dewan Pertimbangan Kadin Sumbar ini.
Disamping itu, transformasi sektor digital perlu didorong karena di tengah pandemi dengan pembatasan aktivitas masyarakat ( PPKM ) sebagian besar masyarakat bergeser ke digital. Menggenjot ekspor dan investasi juga mesti terus ditingkatkan.
Pasalnya, kedua indikator ini mempunyai kontribusi penting untuk pertumbuhan ekonomi nasional, khususnya ketika konsumsi rumah tangga, penyumbang ekonomi terbesar tengah tertekan, papar Anggota Komisi II DPR RI itu.
Politisi PAN ini menegaskan, selain stimulus fiskal, yang lebih penting adalah penanganan dan kebijakan yang tepat untuk pengendalian pandemi covid-19. Pelaksanaan vaksinasi sampai 27 April 2021 baru terealisasi 27,14 persen dari target 70 juta orang pada Juli 2021.
“Penanganan pandemi yang lebih fokus dan serius dengan memastikan program vaksinasi yang massif kepada masyarakat mesti terus tingkatkan dan menjadi kunci untuk mengakselerisasi pemulihan ekonomi nasional “, ulas Legislator asal Sumatera Barat ini.
Ia menegaskan, jika covid-19 bisa dikendalikan hal ini bisa menjadi momentum untuk menggerakkan pertumbuhan ekonomi nasional.
“Tentu kami berharap, ke depan pandemi covid-19 segera berlalu dan memberikan harapan bagi pemulihan ekonomi Indonesia semakin lebih baik, pungkas anggota Baleg DPR tersebut,” tandasnya.
Laporan: Muhammad Hafidh