KedaiPena.Com – Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDIP, Hendrawan Supratikno meminta agar pemerintah segera bergerak cepat untuk mengatasi semakin melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar.
Diketahui, nilai rupiah se,pat menyentuh angka Rp 14.813 per dolar AS. Angka tersebut menjadi yang terendah sejak di tahun 2018.
“BI, Kemenkeu, OJK dan kementerian terkait seperti Mendag dan Menteri BUMN harus membuat langkah- langkah sinergistik untuk membendung dampak negatif efek krisis mata uang di Turki, Venezuela, Brasil dan Argentina,†ujar Hendrawan kepada KedaiPena.Com, ditulis Selasa (4/9/2018).
Hendrawan menjelaskan, setiap lembaga memang mempunyai tugas dan tupoksi masing-masing untuk mengatasi persoalan dolar ini.
“Perdagangan berbicara ekspor-impor, Kemenkeu membahas soal belanja negara dan insentif untuk pemegang devisa hasil ekspor (DHE) sedangkan BI terkait stabilisasi dan kurs valuta, OJK bicara sektor perbankan dan LKNB. Untuk BUMN merupakan sektor strategis terkait permintaan & penggunaan mata uang dolar,†imbuh Hendrawan.
Hendrawan mengatakan, sinergi lintas bidang harus segera dilakukan. Hendrawan mengklaim sebaiknya semua pihak dapat menahan diri untuk tidak mengkritik pemerintah.
“Mereka tak perlu lagi kita gurui, karena mereka sudah terlibat dalam menjamin ekonomi nasional cukup lama dng rekam jejak yang teruji,†beber Anggota Komisi XI DPR RI ini.
Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Eko Listiyanto mengakui bahwa sudah banyak upaya yang dilakukan oleh Pemerintah dan BI untuk mencegah pelemahan Rupiah. Namun demikian, hal tersebut belum terlalu efektif.
“Beberapa yang perlu diefektifkan adalah pengendalian impor dan upaya menggenjot ekspor. Sektor pariwisata juga perlu lebih didorong untuk menarik devisa,†ujar Eko saat dihubungi oleh KedaiPena.Com.
Berikutnya lanjut Eko, untuk memperbaiki kinerja ekonomi domestik, konsumsi oleh masyarakat dan produksi oleh Industri didorong ke arah penggunaan produk dalam negeri atau lokal konten.
“Dalam jangka sangat pendek, intervensi perlu terus dilakukan guna menjaga depresiasi dalam batas yang dapat ditoleransi dunia usaha,†tukas Eko.
“Kalau melihat masih cukup besarnya cadangan devisa, sebenarnya ini masih terkendali, belum mengkhawatirkan,†beber Eko.
Jika melihat persoalan defisit transaksi berjalan terus melebar seiring peningkatan impor dan moderatnya laju pertumbuhan ekspor. Sementara di sisi lain tekanan rencana kenaikan FFR oleh The Fed masih akan terjadi ke depannya.
“Jadi arah rupiah masih akan terdepresiasi ke depan, Cuma mungkin depresiasinya akan dijaga turun melemah pelan- pelan sampai ada perbaikan kinerja transaksi berjalan dan sentimen positif kondisi makro ekonomi,†tandas Eko.
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan pihaknya akan terus mewaspadai fluktuasi nilai tukar Rupiah yang telah menembus angka Rp 14.700 per Dolar Amerika Serikat (AS).
Angka ini semakin jauh meninggalkan target yang ditetapkan dalam APBN 2018 sebesar Rp 13.400 per USD.
“Ya kami akan awasi dan waspadai,” ujar Sri Mulyani saat ditemui di Kantor Kementerian Koordinator bidang Perekonomian, Jakarta, Jumat (31/8/2018).
Laporan: Muhammad Hafidh