KedaiPena.Com- Dinas Lingkungan kota Tangerang Selatan (Tangsel) mempunyai program untuk mengatasi permasalahan sampah. Program tersebut ialah sosialisasi kepada masyarakat dengan keberadaan Bank Sampah, TPS3R yang diurus langsung oleh Kelompok Swadya Masyarakat (KSM) yang mengurus lingkungan.
Kepala Seksi Dinas Lingkungan Hidup Tangsel Rasta Yuda Tama mengatakan program sosialisasi ini sudah mencapai tingkatan RT/RW dengan pemberian fasilitas secara cuma-cuma.
“Sebenarnya sampah yang berada di wilayah Jelupang dan Jurangmangu sudah lama juga sudah kita tangani dengan meratakan memakai beko serta mengajak kerjasama oleh pihak warga,” ujar Yuda kepada KedaiPena.Com, Rabu, (28/8/2019).
Yuda juga memastikan bahwa pihak pengawasan disetiap titik wilayah terkait sampah liar terus dilakukan. Keberadaan Tempat Pembuangan Sampah (TPS) resmi pun sudah disediakan.
“Alhamdulilah sudah banyak warga yang mengerti bahwa tempat pembuangan sampah yang resmi adalah di TPS Cipecang. Selain itu berarti illegal dan terindikasi ada ladang bisnis adanya pengelolahan sampah antar manusianya,” beber dia.
Terkait dengan ada tempat pembuangan sampah liar yang berada di wilayah Juramangu, Yuda mengaku, sudah mendengar laporan tersebut.
“Laporan protes tentang asap dari sampah yang di bakar ataupun terbakar, itupun langsung kami tangggapi dan memang sudah di padamkan juga oleh damkar,” jelas dia.
Yuda pun menjelaskan dirinya sudah menawarkan kerjasama dengan pihak RW setempat. Namun, konfirmasi dari rw amereka belum bisa untuk menjalin kerja sama dengan dinas lingkungan hidup.
“Pada intinya kami dari dinas lingkungan hidup sudah berupaya menjalankan fungsi melalui perda tetapi situasi yang ada bertolak belakang dan menjadi penumpukan sampah,” tandas dia.
Diketahui, program pengelolaan sampah di Tangsel mendapatkan sorotan lantaran sebuah lahan di Jalan Rusa IV, Jurangmangu, Kelurahan Pondok Ranji, Tangsel dijadikan tempat pembuangan akhir sampah oleh warga sekitar hingga truk-truk besar. Tanah kosong tersebut milik seorang warga asal Jakarta bernama Purwadi.
Dampak yang ditimbulkan dari sampah-sampah tersebut terbilang mengkhawatirkan lantaran menimbulkan bau yang tidak sedap. Hal ini pun menimbulkan keresahan bagi warga sekitar.
Laporan: Sulistyawan