KedaiPena.Com – Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Tapanuli Tengah melakukan monitoring kesehatan (Reef Health Monitoring) terhadap Terumbu Karang di sejumlah titik, Kamis (17/11).
“Ada 3 desa dan 2 kecamatan, Kecamatan Badiri yakni di Desa Sijago-jago dan Sitardas, lalu di Kecamatan Tapian Nauli, yakni di Tapian Nauli I termasuk di pulau Mursala,†sebut Kaseksi Konservasi dan Pulau-pulau Kecil DKP Tapteng, Edward Bangun kepada KedaiPena.com saat monitoring berlangsung.
Edward menjelaskan, monitoring yang dilakukan secara rutin setiap tahun itu untuk melakukan pencatatan dan pengumpulan data kesehatan tutupan Karang.
“Kegunaan monitoring untuk mengukur kesehatan tutupan karang hidup, yang mana hasil dari kegiatan ini merupakan sebuah kebijakan daerah untuk kedepannya. Dari hasil ini ada beberapa kegiatan nanti yang bisa diambil daerah, misalnya dilakukannya transplantasi Terumbu Karang,†katanya.
Dari monitoring yang dilakukan, tercatat sebesar 40 hingga 50 persen Terumbu dalam kondisi baik, selebihnya berkategori cukup dan buruk.
“Untuk Karang sendiri, untuk 3 titik lokasi ini sekitar 40 sampai 50 persen dalam kategori baik, sisanya ada yang cukup dan ada yang buruk,†sebutnya.
Lebih jauh Edward menyebutkan, monitoring itu menerjukan sebanyak 8 personil. Masing-masing untuk melakukan monitoring terhadap ikan karang, monitoring Mega Bentos, monitoring Lamun dan Monitoring Bakau atau Mangrove.
Secara khusus, pada monitoring Mega Bentos Edward menerangkan monitoring yang dilakukan yakni terkait keberadaan makhluk-makhluk kecil di kawasan Terumbu. Makhluk kecil itu terdiri dari Lola, Teripang, Kima, Lobster, Bulu Babi, Bintang Laut Biru, Bintang Mahkota Biru dan Drupeda (Siput Kecil).
Ia menjelaskan, keberadaan beberapa makhluk kecil tersebut menjadi catatan khusus. Dimana jika tercatat terjadi peningkatan Populasi, menunjukkan penurunan kesehatan Terumbu Karang.
“Kalau semakin banyak Bulu Babi, Bintang Mahkota Biru dan Drupela, itu tanda-tanda Karang semakin tidak sehat, karang itu akan memutih,†katanya.
Hasil pencatatan yang dilakukan dalam monitoring kali ini, sambung pria ramah senyum ini, khusus makhluk kecil Drupela tercatat sebanyak 15 ekor dalam radius 1 transek atau 140 meter.
“Kalau lebih dari 100 ekor Drupela, maka Terumbu dikategorikan rusak,†jelasnya.
Laporan: Dom