KedaiPena.Com – Karena dituduh mengalami kehamilan, gadis SMP berinisial JCM (14) asal Desa Pagaran Honas Kecamatan Badiri Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatera Utara ini dipaksa warga diurut hingga kritis.
Akibatnya, ayah tiri JCM, Efa Arianto M terpaksa mengadukan sejumlah warga kepada pihak berwajib. Pasalnya, tuduhan warga yang menyebut anaknya itu hamil tak beralasan, dimana berdasarkan hasil pemeriksaan medis JCM menderita usus buntu.
“Ya sudah saya laporkan dengan nomor laporan LP/121/X/2016/SU/Res.Tapteng/Sek. Pinangsori tanggal 3 Oktober 2016, dan Surat Perintah Penyidikan Nomor : SP Sidik/121/X/2016/Reskrim,†sebut Efa dalam keterangan pers kepada wartawan di Desa Hutabalang, Kamis (13/10).
Sebelumnya, Efa Arianto M menceritakan peristiwa yang mengakibatkan kritisnya anak gadisnya itu bermula 20 September 2016 lalu. Beberapa warga melayangkan surat kaleng kerumah Kepala Desa Pagaran Honas dan sejumlah titik di desa itu yang berisi tuduhan JCM telah berbadan dua dengan usia kehamilan 4 bulan. Tuduhan lain menyebut, penyebab kehamilan tersebut adalah dirinya.
“Curiganya mereka, karena kami kan rutin membawa anak ini (JCM-red) berobat dan kami memang sering menginap karena jarak kerumah yang jauh, padahal dari bidan dan Dokter yang memeriksa anak kami katanya kena usus buntu, parahnya yang mereka tuduh menghamili aku bapaknya, sedih kali kuras entah apa maksud mereka itu,†kata Efa didampingi istrinya, Fita Riama.
Efa menambahkan, persoalan itu telah ditanggapi Kepala Desa setempat dengan mengumpulkan masyarakat. Hasil musyawarah memutuskan JCM harus diperiksa dengan cara diurut pada bagian perut.
“Padahal aku sudah larang jangan di kusuk (diurut) karena dilarang dokter nanti makin parah, gak dengar mereka, dipaksa juga, kusuknya pun asal-asalan itu, kami sama ibunya aja gak dikasi liat waktu dikusuk, bidan juga marah-marah setelah tahu mereka paksa si JCM dikusuk,” kata Efa.
Usai menjalani pengurutan, sambung Efa, JCM terus mengeluh karena penyakit usus buntu yang dideritanya. JCM sempat harus ditandu dari rumahnya untuk berobat, serta terpaksa tidak sekolah karena malu atas tuduhan itu.
Sementara itu, Fita, ibu JCM menambahkan, tuduhan yang kepada suaminya itu tidak benar. Fita mengaku menyesalkan tindakan warga yang berakibat semakin parahnya sakit anaknya itu.
Hingga kini, lanjut Fita, JCM hanya bisa tergolek di rumah kontrakan mereka di Desa Pagaran Honas. Untuk membawa JCM berobat, ia dan suaminya mengaku tak memiliki biaya karena keterbatasan ekonomi.
“Sedih rasanya pak, kami sudah susah harus tertimpa masalah begini, hanya penderes (penyadap) getah karet orangnya kami, sudah 2 bulan tidak kerja karena sakitnya itu,†ujar Fita penuh kesedihan.
Penuturan Fita, sakit anaknya itu kian bertambah parah. Saat buang air besar, darah dan nanah ikut mengalir.
“Buang aja (BAB) dia keluar darah sama nanah, kami hanya minta masalah ini diselesaikan utamanya anak aku dibawa berobat biar sehat dan di bersihkan nama kami di kampung juga biar sekolah dia dengan baik,” katanya.
Sampai berita ini diturunkan kasus tersebut masih dalam penanganan pihak kepolisian. Sementara Kepala Desa Pagaran Honas yang di coba dikomfirmasi melalui telepon belum mengangkat telepon yang dilayangkan wartawan.
(Har/ Dom)