KedaiPena.Com – Dinas Pariwisata dan Kebudayaan, Pemerintah Kabupaten Tapanuli Tengah (Pemkab Tapteng) dan Lembaga Budaya Seni Nagari Pesisir (LABASINAR) menggelar seminar kebudayaan pesisir di Kadai LABASINAR Pemandangan Hajoran, Selasa (29/11) kemarin.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Pemkab Tapteng, Sapwan Pohan dalam sambutannya mengatakan, seminar itu dilaksanakan untuk mencari dan menyatukan pandangan terhadap keberadaan budaya pesisir di Kabupaten Tapteng.
“Yakni menyatukan persepsi tentang kebudayaan pesisir untuk dijadikan pedoman pengembangan kebudayaan pesisir di Tapanuli Tengah serta mencari bahan-bahan yang dibutuhkan untuk menjadi panduan dalam pembinaan kebudayaan pesisir oleh instansi terkait,” katanya.
Ketua LABASINAR, Abdul Rahman Sibuea mengatakan, pihaknya akan terus berusaha mengembangkan kembali kebudayaan pesisir di daerah tersebut.
“Agar budaya pesisir yang ada di Kabupaten Tapanuli Tengah yang kita cintai ini tidak terlupakan oleh waktu,” kata Rahman.
Sementara itu, asisten II Pemkab Tapteng, Aris Sutrisno mengatakan, sejarah tentang suku pesisir di Sibolga-Tapteng ada kaitannya dengan suku Minangkabau yang melakukan imigrasi ke Kabupaten Tapteng. Suku ini juga merupakan kelompok masyarakat yang terbesar di pesisir barat Sumatera Utara.
Menurut sejarahnya, lanjut Aris, suku Pesisir merupakan penduduk Minangkabau yang bermigrasi ke Tapanuli Tengah dan telah bercampur dengan suku Melayu, Mandailing dan Batak Toba.
“Dengan adanya imigrasi itu, dan secara demografi wilayah pesisir Sibolga-Tapteng berdekatan dengan wilayah Sumatera Barat, maka secara umum kebudayaan Minangkabau juga dibawa ke daerah pesisir Sibolga-Tapteng,” katanya.
Tampak, sejumlah tokoh-tokoh adat pesisir, guru-guru kesenian, pengurus sanggar beserta anggota, dan akademisi asal Universitas Sumatera Utara (USU) juga hadir dalam acara tersebut.
Laporan: Har