KedaiPena.Com -Â Eks Menko Perekonimian Rizal Ramli disomasi oleh pengurus Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Nasdem.
Somasi tersebut dilayangkan akibat pernyataan RR sapaan khas Rizal Ramli pada acara Indonesia Business Forum yang ditayangkan stasiun TV One tanggal 6 September 2018.
Nasdem sendiri menilai RR telah merendahkan martabat Presiden Joko Widodo (Jokowi). Pernyataan RR tersebut terkait kebijakan impor sejumlah komoditas yang dilakukan oleh Kementerian Perdagangan.
Di sejumlah acara televisi nasional, RR (Rizal Ramli) menyebut Jokowi tidak berani menegur Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita karena takut kepada Surya Paloh, Ketua Umum Partai Nasional Demokrat (Nasdem).
“Pernyataan RR ini merendahkan martabat Presiden Jokowi dengan menggambarkan sosok yang mudah ditekan oleh pihak lain,” ungkap Ketua DPP Partai Nasdem Syahrul Yasin Limpo di Kantor DPP Partai Nasdem, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa lalu.
RR sendiri sudah memberikan klarifikasi terkait hal ini. Pada Kamis kemarin, melalui akun @RamliRizal mengatakan jika dirinya hanya mengungkapkan fakta-fakta mengenai impor yang berlebihan.
Eks Menko Kemaritiman ini pun menegaskan jika tidak ada niat dan kata-kata menghina Ketua Umum Nasdem Surya Paloh seperti yang dituduhkan oleh Nasdem.
RR Tidak Salah
Presidium Persatuan Pergerakan Andrianto menilai tidak ada yang salah dari kritik yang disampaikan oleh RR. Bagi, Andrianto apa yang dilakukan oleh begawan ekonomi itu sudah benar.
“RR itu begawan ekonomi. Sebagai begawan wajib hukumnya meluruskan apa yang bengkok,†tutur Andrianto dalam perbincangan dengan KedaiPena.Com, Jumat (14/9/2018).
Andrianto melanjutkan, apa yang disampaikan oleh RR merupakan keserahan publik lantaran menangkap kejanggalan dari derasnya impor di rezim Jokowi.
“Utamanya impor bahan pangan yang memukul para petani. Bisa dibilang inilah rezim impor yang ugal-ugalan,†ketus Andrianto.
Andrianto menambahkan, agar baiknya Nasdem tidak alergi dengan kritik. Andrianto memandang, jika kritik yang disampaikan oleh Rizal Ramli tidak benar seharusarnya Nasdem bersifat biasa saja.
“Jika sifat benar kan biasa kalau reaktif gitu publik curiga. Lagi pula kritik itu kan vitamin. Dari pada somasi saya selaku Presidium Persatuan Pergerakan siap fasilitasi RR dan Nasdem untuk berdiskusi,†beber dia.
“Itu lebih elegan dan mencerahkan publik. Sudah saatnya narasi bangsa ini dengan kedapankan diskusi,†tandas Andrianto.
Sementara Wakil Ketua Komisi VI yang merupakan politisi Partai Gerindra Muhammad Haekal yang mengakui kebijakan impor yang dilakukan oleh Mendag sebagai sebuah tindakan lucu. Sehingga wajar seorang Rizal Ramli melontarkan kritikan tersebut.
“Misalnya impor beras yang memang lucu, kalau sebelumnya impor dilakukan saat cadangan beras nasional sedang minim, kali ini dilakukan pas cadangan beras nasional sedang banyak,†sindir Haekal saat dihubungi oleh KedaiPena.com, Jumat, (14/9/2018).
Haikal pun tak menampik perlihal apa yang disampaikan oleh RR terkait dugaan adanya kangtau pada setiap kebijakan impor yang dilakukan oleh pemerintah.
“Ya memang banyak yang menduga hal seperti , tapi saya ga tau, yang melaksanakankan bukan kita. Dugaan saya mengejar waktu. Karena yang kami denger di rakor diputuskan impor beras sampai 2 juta ton tahun ini,†beber Haekal.
“Sehingga ijin dikeluarkan sekarang supaya berasnya sampai di Indonesia dalam tahun ini,†sambung Politikus yang berasal dari Jawa Tengah ini.
Haikal mengatakan bahwa solusi dari permasalahan yang terjadi pada permasalahan ini adalah menunjukan kebenaran kebenaran terhadap janji yang dilontarkan oleh pemerintah.
“Dari info yang kita dengar, produksi nasional akan mencukupi bahkan melebihi kebutuhan domestik, namun impor dilakukan guna menjamin stabilitas ketersediaan barang di pasaran sambil mennggu musim- musim panen,†ungkap dia.
“Artinya pada akhirnya akan ‘oversupply’ barang.Ya solusinya kita tuntut kebenaran daripada klaim-klaim. Buktinya mudah saja Indonesia juga harus ekspor beras lebih dari 2 juta ton tahun ini. Kalau tidak ya artinya semuanya hanya bohong besar,†pungkas Haekal.
Sejawat Haekal di DPR RI, Sartono Hutomo menilai terkait dengan kritik yang disampaikan oleh RR kepada Nasdem soal impor seharusnya dapat disikapi secara profesional saja.
“Terkait kritik yang disampaikan oleh Pak RR ke Menteri Enggar sebaiknya disikapi secara profesional saja, subtansi dari kritikan beliau adalah sebenarnya target kemandirian pangan sudah sejauh mana. Karena itu juga yang selama ini Komisi VI kritik keras ke Kemendag menganai data stok pangan kita miliki,†beber politisi Demokrat ini.
Sartono meminta agar Enggar beserta Partai Nasdem dapat menilai sebuah kritik itu sebagai sebuah asupan utama demokrasi.
“Jangan malah setiap yang kritik disomasi atau diperkaran, kasian masa depan demokrasi kita,†pungkas Politikus Demokrat ini.
Partai Berkarya yang merupakan titisan atau trah langsung keluarga dari presiden kedua Republik Indonesia yakini Soeharto angkat bicara. Ketua DPP Partai Berkarya, Badaruddin Andi Picunan menilai RR mempunyai data dan argumen yang kuat.
“Hak orang per orang menyatakan pendapat. Apalagi ‘by data’. Pak RR pasti punya argumen kuat. Kalau soal somasi Nasdem, sebagai partai pendukung pemerintah pastu juga punya argumen lain. Semua merasa benar. Tinggal kita sebagai masyarakat biasa menilai dan merasakan,†ujar dia dalam perbincangan dengan KedaiPena.com beberapa waktu lalu.
Namun demikian, lanjut Badar sapaan akrabnya, ia mengaku sepakat dengan pendapat Rizal Ramli terkait impor khususnya beras. Berkarya sendir sempat menyoroti soal impor beras yang beberapa waktu lalu dikeluarkan oleh pemerintah dan mencoba membandingkan dengan kebijakan swasembada pangan di jaman Soeharto.
“Beras ini bahan pokok dan kebutuhan primer masyarakat, jadi sangat sensitif. Program pertanian saat ini utamanya padi sangat signifikan dengan anggaran Kementan, tapi di sisi lain pihak Kemendag melakukan impor beras dengan alasan stabilitas pasar. Beras petani lokal kita ke mana? Bingung,†tutup Badar.
Laporan: Muhammad Hafidh