KedaiPena.Com – Direktur Rumah Sakit Jiwa Sambang Lihum Kalimantan Selatan dr Dharma Putra mengaku frustasi menghadapi serbuan ratusan monyet diduga stres ke rumah sakit yang ia pimpin sejak beberapa bulan terakhir.
Menurut Dharma usai mengikuti rapat Paripurna DPRD Kalsel di Banjarmasin, kedatangan ratusan monyet ke Rumah Sakit Sambang Lihum di jalan Lingkar Utara Gambut, Kabupaten Banjar tersebut, sudah sangat merepotkan.
Berbagai upaya untuk mengusir hewan-hewan berbuntut panjang, hingga kini belum juga membuahkan hasil, bahkan para monyet terlihat nyaman tinggal dan berkembangbiak di plafon rumah sakit.
“Kita telah melakukan kerjasama dengan BKSDA untuk mengusir monyet-monyet tersebut dengan menjebak dan mengurungnya, namun ternyata tidak berhasil,” katanya.
Monyet-monyet itu, tetap berkeliaran di rumah sakit dan mulai mengganggu pelayanan, serta merusak berbagai fasilitas yang ada, baik itu atap, internet, listrik dan lainnya.
Bahkan, kata dia, pihaknya sering dibuat malu oleh monyet, karena sampah yang berserakan saat ada tamu yang datang ke rumah sakit.
“Tidak jarang sampah yang siap dibuang, ternyata kembali diobrak-abrik oleh para monyet tersebut, sehingga kembali berserakan dan membuat rumah sakit terlihat kotor,” katanya.
Walaupun gerombolan monyet-monyet tersebut belum sampai mencuri makanan pasien, namun keberadaannya membuat petugas maupun pasien tidak tenang dan sering ketakutan, terutama saat malam atau tidur.
“Kalau makanan, para monyet hanya mencari makanan sisa, tetapi keberadaannya sudah sangat meresahkan,” katanya.
Dalam waktu dekat, kata dia, pihaknya bersama BKSDA akan mencoba melakukan pengusiran dengan memindahkan ketua kelompok monyet tersebut, dengan cara membius.
Diperkirakan, terdapat tiga hingga empat ekor ketua kelompok monyet tersebut, setiap kelompok diperkirakan membawahi 40 ekor monyet.
“Ketua kelompoknya akan kita pindahkan dengan membius terlebih dahulu melalui sistem sumpit, karena kalau dibius tembak dikhawatirkan akan langsung mati,” katanya.
Dengan dipindahkannya ketua kelompok monyet tersebut, diharapkan seluruh anggotanya akan mengikuti.
“Terus terang, dibanding mengurusi orang sakit jiwa, jauh lebih sulit mengurisi monyet-monyet yang diduga juga mengalami stres karena kehilngan tempat tinggal,” katanya.
Apalagi, kata dia, rumah sakit tidak memiliki anggaran khusus, untuk mengurusi keberadaan monyet-monyet tersebut, sehingga semakin menyulitkan pihaknya.
Dharma berharap, untuk program jangka panjang, pemerintah segera memperbaiki tempat tinggal monyet-monyet tersebut dengan mengembalikan fungsi hutan lindung yang berada di belakang rumah sakit, sebab sebelumnya lahan hutan tersebut sering mengalamai kebakaran.
Saat hutan yang menjadi tempat tinggal mereka kembali baik, maka dipastikan monyet-monyet tersebut akan kembali ke habitatnya, dan tidak akan mengganggu manusia.
(Khafisena/Ant/Foto: Istimewa)