KedaiPena.com – Berbekal cadangan Nikel, Indonesia membangun peta jalan pengembangan ekosistem electric vehicle (EV) dan EV Baterai. Diproyeksikan, hasilnya akan mampu menciptakan ekosistem industri baru yang mampu membuka lapangan pekerjaan, menciptakan lingkungan yang lebih baik dan memberikan pendapatan bagi negara.
Direktur Utama Indonesia Battery Corporation (IBC) Toto Nugroho menyebutkan peta jalan pengembangan ekosistem EV (electric vehicle) dan EV Battery diproyeksikan untuk mengurangi emisi CO2 sebesar 9 Mtpa dan mengurangi impor bahan bakar sebesar 29,4 juta barel per tahun. Selain itu, diperkirakan ada 125 ribu kebutuhan pekerja per tahunnya.
“Yang penting dari peta jalan ini adalah target penguasaan teknologi baterai di tahun 2025 – 2026, ekspansi kapasitas produksi baterai EV pada tahun 2027 dan penguasaan teknologi baterai lanjutan pada tahun 2030,” kata Toto dalam RDP dengan Komisi VI DPR RI, Senin (12/9/2022).
Selain itu, ia juga menyampaikan bahwa pada tahun 2030, target TKDN juga dapat dipenuhi selain dua komponen Lithium atau Cobalt dan Grafin.
“Kedepannya, akan dikembangkan baterai yang tidak menggunakan Lithium atau Cobalt dan Grafin. Sehingga sepenuhnya bisa menggunakan bahan dari Indonesia,” ucapnya.
Dalam kerjasama dengan CBL dan LG Konsorsium, lanjutnya, Antam dan IBC akan memastikan cadangan Nikel untuk mengikat dua perusahaan membangun industri hulu hingga hilir.
“Kuncinya adalah Nikel sulfida itu, yang merupakan bahan baku baterai. Kalau untuk keuntungan, sebenarnya mereka lebih untung kalau hanya bawa bahan baku ke negara mereka. Tapi dengan kekuatan sumber daya, kita berhasil meminta mereka untuk berinvestasi. Nilai investasi LG sekitar 8 miliar Dollar Amerika,” pungkasnya.
Laporan: Ranny Supusepa