KedaiPena.com – Direktur Rumah Politik Indonesia, Fernando EMaS merasakan ada yang aneh dengan pidato Joko Widodo di acara Rakernas Projo pada Sabtu (14/10/2023).
Dalam pidatonya, Joko Widodo menyampaikan pesan kepada relawannya, yaitu ojo grusa-grusu, ojo kesusu dan jangan tergesa-gesa, yang maknanya hampir sama.
“Saya merasa aneh dengan pernyataan Jokowi tersebut dan hanya sebuah sandiwara pesan-pesan yang disampaikan tersebut. Mengapa saya katakan demikian? Budi Arie selalu mengatakan bahwa Projo tegak lurus dengab Jokowi, sehingga saya meyakini bahwa keputusan Projo mendukung pencapresan Prabowo Subianto merupakan arahan dari Jokowi,” kata Fernando, Minggu (15/10/2023).
Ia menilai jabatan Menteri Komunikasi dan Informatika yang diberikan kepada Ketua Umum Projo, Budi Arie Setiadi merupakan apresiasi Jokowi atas ketaatan menjalankan perintah-perintah Jokowi.
“Seperti menyuarakan jabatan presiden 3 periode oleh Projo, yang saya yakini atas arahan dari Jokowi,” ungkapnya.
Selanjutnya, mengenai Musra Relawan Jokowi yang sepertinya ingin dimanfaatkan Jokowi untuk diarahkan kepada Prabowo, namun karena hasil Musra menempatkan Ganjar, sehingga tidak jadi diputuskan dan diumumkan satu nama oleh Jokowi.
“Ketidakhadiran Prabowo di Rakernas Projo juga saya yakini atas permintaan Jokowi, sehingga dapat mengeluarkan pernyataan bahwa calon yang didukung tidak hadir di acara Rakernas Projo. Terlalu bersandiwara,” ungkapnya lagi.
Fernando berharap Jokowi tidak semakin memperbanyak sandiwara dalam berpolitik, yang seolah tidak memiliki hasrat untuk melanggengkan kekuasaan namun kenyataannya berbeda dan seolah ingin mewariskan kepada keturunannya.
“Putusan Mahkamah Konstitusi pada Senin (16/10/2023) akan membuktikan, apakah sandiwara politik Jokowi akan tetap berlanjut atau tidak,” pungkasnya.
Laporan: Tim Kedai Pena