KedaiPena.com – Naiknya putra bungsu Presiden Joko Widodo, Kaesang Pangarep sebagai Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI), dinyatakan memberikan beberapa makna. Mulai dari prediksi gerakan Jokowi paska lengser, hingga gambaran tentang PSI.
Direktur P3S, Jerry Massie menyatakan ada beberapa makna yang bisa tercermin dari didapuknya Kaesang Pangarep sebagai Ketua Umum PSI.
“Pertama, setelah Kaesang, saya memprediksi nanti akan menyusul Gibran dan Bobby, yang saat ini menjabat wali kota Solo dan wali kota Medan, berlabuh ke PSI. Sehingga ini akan menjadi partainya keluarga Jokowi,” kata Jerry, Kamis (28/9/2023).
Ia juga memprediksi, paska tak menjabat sebagai presiden, tak tertutup kemungkinan Jokowi pun akan berlabuh di PSI.
“Pada akhirnya semua keluar dari PDI Perjuangan, selaku partai yang selama ini membesarkan nama mereka. Artinya, mereka tidak lagi jadi “petugas partai” dari PDIP,” ucapnya.
Makna kedua, lanjutnya, adalah terkait PSI itu sendiri. Jerry menilai PSI sebagai partai yang tak memahami aturan AD/ART.
“Partai ini tak jelas dan akan merusak sistem parpol Indonesia. Kaesang bukan kader dan tanpa rakernas langsung ditunjuk jadi ketum PSI,” kata Jerry lebih lanjut.
Ia menjelaskan sesuai dengan Pasal 12 Bab V AD sudah ditegaskan kalau PSI merupakan partai kader.
“Sedangkan, Kaesang ditunjuk menjadi ketua umum tanpa melalui kaderisasi dari DPR, DPC, DPD, DPW atau DPP,” ujarnya.
Pasal 27 Bab XIV AD PSI menyebutkan pengurus-pengurus DPP seperti ketum dipilih dan ditetapkan untuk masa jabatan lima tahun. Lalu, Pasal 18 Bab IV ART PSI menyebut DPP seperti ketum harus kader paripurna.
Pasal 19 poin 1 huruf K dalam ART PSI menyebut, DPP seperti ketum wajib melaksanakan kebijakan-kebijakan yang ditetapkan kongres.
“Sedangkan, Kaesang ditunjuk jadi ketum tanpa melalui proses kongres. Jadi jelas pimpinan PSI buta soal aturan yang mereka buat sendiri,” ujarnya lagi.
Makna ketiga, ia melihat penunjukan Kaesang Pangarep sebagai Ketua Umum ini menjadi cerminan langkah Kaesang dalam kancah perpolitikan Indonesia secara instan. Karena, Kaesang tidak memiliki pengalaman politik yang kurang, jika tak bisa dikatakan rendah.
“Saya kira Kaesang dipaksakan padahal belum punya pengalaman mengurus parpol. Saya nilai kursi Ketua Umum yang dipegang Kaesang memberikan peluang besar dirinya secara instan maju dalam bursa Pilkada. Barangkali dia akan naik di Pilkada Jateng atau Pilwako Solo atau di DKI Jakarta,” pungkasnya.
Laporan: Ranny Supusepa