KedaiPena.Com – Salah satu penyebab ambruknya Badan Usaha Milik Negara di Indonesia adalah ketidakmampuan pengelolaan yang dilakukan direksi.
Begawan ekonomi punya pengalaman dalam menangani buruknya kepemimpinan BUMN. Saat itu dia masih menjabat Menko Perekonomian di masa pemerintahan Presiden Gus Dur.
“Saya kasih contoh, waktu PLN, tahun 2000, modalnya itu negatif (-Rp9 triliun.) Direksinya datang ke saya minta tolong, “Pak, tolong disuntik oleh anggaran negara.” Saya bilang, “Enak aja kamu, begitu minjem kamu jor-joran dan begitu proyek jor-joran ketika rugi negara yang nolong”,” cerita Rizal Ramli.
“Saya gak mau, kecuali saudara mundur semua, kecuali melakukan apa yang saya mau yaitu lakukan revaluasi aset BUMN,” lanjut RR di Jakarta, Kamis (28/10/2021).
Dengan revaluasi aset yang dilakukan saat itu, membuat modal BUMN, naik dari Rp50 triliun naik ke Rp215 triliun. Sementara modal PLN naik dari -Rp9 triliun menjadi 104 triliun.
“Jadi, banyak sekali caranya. Kenapa revaluasi aset yang diambil, karena BUMN itu asetnya kebanyakan masih nilai historis, nilai pembelian. Harusnya, nilai saat hari ini,” imbuh Rizal.
“Jangan main gampang, tatap tutup, wong direksinya yang brengsek maka ganti direksinya. Kalau cost-nya keterlaluan maka turunkan cost-nya,” tandas Rizal.
Laporan: Muhammad Lutfi