KedaiPena.com – Di tengah berbagai prediksi tentang suramnya perekonomian di tahun 2023 maupun berbagai berita tentang resesi ekonomi yang menghantui seluruh negara, perbankan Indonesia, baik konvensional maupun syariah masih menunjukkan perkembangan yang baik.
Direktur Utama Bank Syariah Indonesia (BSI), Hery Gunardi menyatakan industri perbankan syariah inline dengan industri perbankan secara umum.
“Saya menyakini, saat ini industri perbankan masih memiliki daya tahan yang baik. Termasuk juga industri perbankan syariah di tengah kondisi ketidakpastian ekonomi,” kata Henry dalam acara daring Webinar OJK Institute Tren Perbankan Tahun 2023, ditulis Rabu (18/1/2023).
Sebagai dasarnya, Hery menyebutkan ada tiga Indikator atau rasio.
“Capital Adequacy Ratio (CAR) atau rasio kecukupan modal untuk perbankan syariah atau secara nasional masih sangat kuat, di atas 23 sampai 25 persen. Ini menunjukan daya tahan perbankan juga bagus,” ucapnya.
Dari sisi Loan to Deposit Ratio (LDR) terhadap Financing to Deposit Ratio (FDR), dinyatakan olehnya juga cukup bagus, yakni di atas 81 persen.
Return On Asset (ROA) perbankan juga tercatat masih berada dikisaran 1,95 persen sampai 2,5 persen.
“Ini kami lihat masih menunjukkan pertumbuhan yang signifikan,” ucapnya lagi.
Ia menyatakan Non Performing Financing (NPF) di perbankan syariah juga cukup tajam penurunannya dibandingkan 2021.
“Pada Agustus 2022 secara industri, NPL untuk perbankan konvensional masih 3,01 persen, perbankan nasional sekitar 2,9 persen, dan untuk perbankan syariah 2,68 persen. Efisiensi juga dari segi BOPO dan biaya operasional kita melihat berkisar 76 sampai 77 persen,” pungkasnya.
Laporan: Ranny Supusepa