KedaiPena.Com – Diperlukan sinergi dari antara semua pihak terkait dengan mendukung akselerasi vaksinasi Covid-19 bagi para penyandang disabilitas. Selain itu, koordinasi antara pihak terkait juga sangat diperlukan.
Hal itu disampaikan oleh Anggota tim Staf Khusus Presiden RI Fanny Efrita Rotua seusai menghadiri rapat koordinasi dengan pemprov Banten untuk mengetahui kendala dalam proses vaksinasi bagi penyandang disabilitas.
“Kita ketahui targetnya besar dan teman-teman disabilitas ini banyak yang tinggalnya di daerah-daerah terpencil, jadi memang harus diperlukan sinergi dari leading sektor supaya diperkuat koordinasi agar teman-teman disabilitas tidak ada yang tertinggal,” ucap Fanny, ditulis, Kamis, (19/8/2021).
Menurutnya, penyandang disabilitas harus diberikan akses dalam pelaksanaan vaksinasi. Pemerintah daerah harus memikirkan bagaimana berkomunikasi dan mengajak untuk mengikuti vaksinasi.
“Hari ini kita menemukan duta-duta vaksin dari berbagai OPD (organidassi penyandang disabilitas) dari komunitas disabilitas, duta vaksin itu supaya teman-teman disabilitas yang menjadi duta ini menyebarkan informasi mengapa pentingnya disabilitas untuk vaksinasi,” tambahnya.
Ia pun menyebutkan, penguatan informasi kepada para penyandang disabilitas menjadi sangat penting. Hal ini,agar mereka dapat mengikuti role modelnya
“Jadi duta vaksin ini sebagai role model, karena kalau langsung teman disabiltas yang ngomong lebih enak,” katanya.
Fanny mengungkapkan, untuk capaian vaksinasi di 6 Provinsi, Banten masih terus berusaha mencapai target yang telah ditentukan.
“Cakupannya masih terus berjuang sampai target, tapi dari setiap Provinsi sudah komitmen untuk bekerja keras bersinergi dengan teman-teman leading sektor untuk memenuhi vaksinasi disabilitas ini,” imbuhnya.
Sementara itu, Sekretaris Dinas Sosial (Dinsos) Provinsi Banten, Budi Dharma mengatakan saat ini capaian vaksinasi vaksinasi bagi para penyandang disabilitas di Provinsi cukup baik. Meskipun baru mencapai 6 persen dari total target.
“Ternyata Banten jadi naik luar biasa (jumlahnya, red), jadi di 6 provinsi awalnya kita ke 4,nah tadi itu katanya ada perkembangan kita jadi yang terbaik malahan (cakupan vaksinasi disabilitasnya, red),” ujarnya.
Dirinya menjelaskan, meskipun dianggap tidak telalu buruk capaiannya, namun hal itu membuat pihaknya tidak terlena, lantaran berdarah undangan-undang nomor 8 tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas. Didalam undang-undang tersebut mengatur hak-hak penyandang disabilitas.
“Maka-nya ini jadi konsen kami di Dinsos dan secara otomatis para pendamping disabilitas, sudah kita gerakan dan memang dari sisi edukasi kepada para penyandang disabilitas ini perlu giat giat khusus,” jelasnya.
Pria yang akrab disapa Budi ini pun menyampaikan dalam hybrid meeting tersebut dihadiri secara virtual oleh platform komunitas kami bijak, dimana platform tersebut merupakan media Komunikasi, informasi, serta sosial media bagaimana menjadi seorang disabilitas dan fasilitas apa saja yang didapatkan oleh mereka.
“Terutama vaksinasi ini luar biasa kalau kita pakai mereka untuk sarana sosialisasi, misalnya Gubernur mengajak penyandang disabilitas Banten untuk di vaksinasi tapi dengan cara mereka seperti bahasa isarat itu luar biasa,” katanya.
Ia melanjutkan, upaya dalam akselerasi vaksinasi bagi para penyandang disabilitas harus dapat di jalankan untuk mempercepat proses pelaksanaan vaksinasi.
“Artinya 3 September itu kalau target dinkes Provinsi itu maksimal dosis pertama mencapai 100 persen, ya mudah-mudahan kalau sehari bisa 300 penerima, peningkatannya sudah luar biasa,” pungkasnya.
Laporan: Muhammad Lutfi