KedaiPena.Com – Dosen Fakultas Ushuluddin UIN Jakarta, Rifqi Muhammad Fatkhi memaparkan bahwa aksi radikalisme hampir dapat dipastikan ada pada sebagian pemeluk agama-agama di dunia ini.
Oleh karena itu, diperlukan pikiran yang jernih bahwa tindakan radikalisme yang dilakukan oleh siapapun adalah atas kehendak dan keinginan pribadi bukan atas kehendak agama dan Tuhan.
Demikian disampaikan oleh Rifki saat memberikan materi dalam kegiatan pembinaan paham keagamaan bagi Generasi Muda yang digelar Kementerian Agama Kota Tangerang Selatan, di Kantornya, Serpong, Kamis (9/11).
“Secara etimologis, radikalisme agama ialah memahami ajaran agama secara berlebihan sehingga keluar dari koridor kebenaran. Meskipun pemahaman ini selalu membawa nama agama tertentu namun cara-cara yang mereka lakukan menyalahi aturan agama dimaksud,” jelas dia.
Tidak hanya itu, kata Rifqi, Al Quran sebagai kitab suci umat Islam secara tegas juga menyatakan “perang†terhadap aksi-aksi radikal. Bahkan Al-Quran sendiri menawarkan sanksi-sanksi yang cukup berat bagi pelaku radikalisme.
“Sanksi-sanksi ini dapat dilihat pada QS. Al Ma’idah ayat 33, yaitu dibunuh, disalib, potong tangan dan kaki, timbal balik, dan dibuang dari tempat kediamannya,†papar dia.
Pada prinsipnya, jelas Rifki, sanksi-sanksi di atas adalah sebagai upaya yang dilakukan oleh Al Quran untuk memberangus aksi radikalisme.
“Oleh karena itu sangat tidak beralasan jika ada kelompok yang menjadikan sebagian ayat-ayat Al Quran untuk melakukan tindakan radikalisme,” pungkas dia.
Laporan: Sulistyawan