KedaiPena.com – Efek kenaikan energi, akibat dikurangi jumlah subsidi, dinyatakan mampu mendongkrak angka inflasi. Karena selain mempengaruhi para pengendara kendaraan juga mempengaruhi biaya transportasi produk atau logistik.
Dosen Fakultas Ekonomi Bisnis, Universitas Indonesia, Berly Martawardaya menyebutkan kenaikan BBM akan memicu kenaikan harga produk.
“Sebagai komponen transportasi dan logistik, kenaikan BBM akan mempengaruhi harga produk. Untuk harga produk mahal, mungkin tidak akan terlalu berasa. Tapi untuk produk dengan harga per kilonya murah, pasti pengaruhnya besar,” kata Berly dalam Diskusi Taman Makara, Rabu (14/9/2022).
Ia menyebutkan paling tidak kenaikan BBM ini akan meningkatkan inflasi sekitar 2 persen, berdasarkan penghitungan cepat.
“Tarif angkutan umum ini menjadi kunci atas kenaikan keseluruhan. Sehingga bagus juga ada penundaan tarif dasar ojol. Tapi tetap ya, untuk kedepannya harus naik. Kalau tidak naik sama saja dengan menzolimi. Naiknya tentu harus mengikuti perhitungan cost of production-nya,” ucapnya.
Terkait alternatif membedakan harga berbasis pengguna, Berly menyebutkan bisa saja dilakukan tapi akan memicu re-sell. Yaitu, pengguna yang berhak membeli dengan harga murah dapat menjual BBM-nya di harga lebih mahal.
“Kalau satu komoditas dua harga, nantinya malah arbitrase. Mereka akan pulang pergi untuk kemudian disedot, dijual lagi. Ini perlu kita hindari. Jadi memang sulit subsidi barang ini, agak sulit untuk memastikan tepat sasaran sesuai target,” tandasnya.
Laporan: Ranny Supusepa