KedaiPena.Com- Kepala Dinas Sosial Tangerang Selatan Wahyunoto Lukman menyatakan sudah mengunjungi dan memberikan bantuan kepada keluarga Bayi yang menyandang Hidrosefalus di Babakan, Setu, Tangsel.
“Informasi hasil monitoring terkait anak dengan kedisabilitasan (hidrosefalus), Dinsos sudah melakukan home visit ke keluarga terkait untuk memberikan bantuan kebutuhan dasar dan dilakukan follow up kader kesehatan dan pihak Keluharan,” ujarnya, dalam keterangan tertulis yang diterima KedaiPena.Com, Kamis, (11/2/2021).
Wahyunoto mengatakan, puskesmas juga sudah melayani sesuai dengan tupoksinya dan memberikan pelayanan pasca operasi.
“Sudah dilakukannya tindakan operasi sebanyak 3 kali di RS Fatmawati atas dasar bantuan rujukan dari RSUD Tangsel,” ungkapnya.
Wahyunoto menjelaskan, mengenai pembiayaan melalui BPJS KIS, pihak Kelurahan dan pihak Kelurahan sudah selalu memantau dan memfasilitasi terkait untuk kebutuhan rujukan yang bersangkutan.
“Untuk keperluan administrasi, pihak Kelurahan memfasilitasi pembuatan KK, KTP, dan Akte Kelahiran anak (ADMINDUK) berhubung yang bersangkutan sebelumnya bukan warga Kota Tangsel berdasarkan ADMINDUK,” terangnya.
Wahyunoto menyebutkan Dinsos akan memasukan ke dalam Data Terpadu Kesehateraan Sosial (DTKS) agar mendapatkan bantuan reguler BSP Sembako.
Ia memastikan, pihaknya juga sudah memberikan bantuan kebutuhan dasar berupa beras 50kg, kasur, perlengkapan mandi, perlengkapan bayi.
“Pendamping peksos disabilitas Dinsos tetep monitor perkembangan selanjutnya, kemudian akan diusulkan untuk mendapatkan bantuan Jaminan Sosial Orang dengan Kecacatan (JSODK) Provinsi Banten,” tandasnya.
Sebelumnya diberitakan nasib malang Muhammad Falih Akmar, bayi laki-laki yang tinggal di Babakan, Setu, Kota Tangerang Selatan. Sejak lahir, bayi yang kini masih berusia 13 bulan itu sudah mengidap penyakit Hidrosefalus, yang menyebabkan ukuran kepalanya kian membesar.
Falih merupakan anak kedua dari pasangan muda Septian Prasetya, 28 dan Supriyani, 22, warga Jalan Kelapa Dua, Babakan, Setu.
Kini, kondisi Falih pun semakin memperihatinkan. Kedua orang tuanya hanya mampu merawat bayi mungil tersebut di kediamannya, dengan kondisi seadanya karena terhimpit persoalan ekonomi.
Yani, sang ibu kini sudah tak bekerja lagi. Sedangkan ayahnya, Septian, hanya bekerja serabutan, dengan penghasilan yang tak menentu. Selain Falih, pasangan muda itu juga harus merawat anak pertamanya yang kini masih berusia 5 tahun.
Yani menuturkan bahwa selama ini, dirinya hanya bisa memberikan perawatan seadanya ke anaknya. Yang terpenting, ia harus memastikan selang oksigen yang terpasang pada Falih masih berfungsi. Selang yang terpasang pada hidung Falih harus diganti secara rutin.
“Paling kita hanya check up saja seminggu sekali di RSUP Fatmawati. Ini kan dipasang selang di dalamnya, jadi harus hati-hati banget. Kalau digendong juga hati-hati banget. Seharusnya kalau bayi biasa setahun kan udah bisa ngapain gitu. Nah ini Falih masih seperti bayi,” tutur sang ibu sembari mengelus buah hatinya tersebut, Rabu (10/2/2021).
Laporan: Sulistyawan